224 Siswa SMA Negeri 8 Tanimbar Ikuti Ujian Sekolah Berbasis Komputer
pada tanggal
25 Maret 2021
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Sebanyak 224 siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku mengikuti ujian sekolah berbasis computer pada Jumat, 19 Maret 2021 hingga Jumat, 26 Maret 2021.
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Kepulauan Tanimbar, Henderika P. Pattian, S.Pd., MSi menjelaskan pelaksanaan ujian sekolah sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan Serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Corona (COVID-19) tertanggal 1 Februari 2021.
“Berdasarkan edaran menteri itu, Dinas Pendidikan Provinsi buat lagi edaran terkait hal itu. Ada satu poin mengatakan pelaksanaan ujian sekolah ditentukan oleh MKKS, hasil kesepakatan pada minggu ketiga bulan Maret,” jelas dia kepada Lelemuku.com pada Selasa, 24 Maret 2021.
Henderika mengatakan ujian sekolah terbagi dua, yaitu ujian praktek pada 15 Maret hingga 17 Maret 2021 dan tertulis secara online. Pada Ujian Praktek, siswa diminta membuat konten seni budaya, prakarya, gerakan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dengan menggunakan kostum dan ID Card serta hasilnya dikirim kepada guru mapel.
“Muatan lokal di taman baca dengan benahi taman baca di sekolah untuk ujian ptaktek. Hasil ujian praktek secara keseluruhan diburning di CD dan dibuat dalam laporan,” ujarnya.
Henderika menuturkan ujian tertulis dilakukan secara online dengan menggunakan 66 computer sekolah dan 30 laptop milik guru dengan satu receiver Indohome kapasitas 50 Mbps dan dua receiver Indohome kapasitas 20 Mbps.
Mapel yang diuji adalah Bahasa Indonesia, Matematika Wajib, Biologi, Sejarah Indonesia, Fisika, PKN, Matematika Minat, Bahasa Inggris, Kimia dan Lintas Minat.
“Awalnya mau online dan offline, tetapi 7 computer kami bermasalah. Kami tidak mau memberatkan siswa, sehingga kami pinjamkan laptop kami kepada siswa. Maka solusinya online di sekolah bukan di rumah dengan menambah 2 receiver indihome lagi dan naikan kapasitas receiver sebelumnya dari 10 Mbps menjadi 50 Mbps,” tutur dia.
Henderika menyatakan ujian dilakukan dalam tiga sesi dengan menggunakan tiga ruangan memiliki fasilitas AC serta masing-masing dilengkapi seorang pengawas dan proctor. Pihaknya sempat mengalami kendala listrik padam dan gangguan voltase serta musti ekstra pengawasan karena ada siswa yang mencari jawaban soal pada internet.
“Soalnya guru mapel yang buat dan kami usahakan tidak ambil di internet. Kami minta siswa hadir 30 menit lebih awal. Kami pun sepakat gunakan computer saja, tanpa gadget agar sama-sama adil dan tidak mengganggu siswa,” tutupnya. (Laura Sobuber)