Hampir 100.000 Migran Ditahan di Perbatasan Meksiko - Amerika Serikat pada Februari 2021
pada tanggal
06 Maret 2021
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Agen-agen perbatasan AS, bulan Februari menahan hampir 100 ribu migran di perbatasan AS-Meksiko, demikian menurut dua sember yang mengetahui angka awal penahanan.
Angka ini merupakan total bulanan tertinggi sejak lonjakan besar migran di perbatasan pada pertengahan 2019.
Angka-angka yang belum dilaporkan itu, menunjukkan peningkatan gelombang kedatangan migran di perbatasan barat daya AS ketika Presiden Joe Biden, seorang Demokrat, berusaha membatalkan beberapa kebijakan pembatasan mantan Presiden Donald Trump, seorang Republikan. Februari adalah bulan penuh pertama Biden menjabat.
Total penahanan bulan lalu mencerminkan angka tertinggi untuk bulan Februari sejak 2006. Sumber-sumber yang memberikan angka tersebut kepada Reuters meminta agar namanya dirahasiakan.
Meningkatnya jumlah anak yang tiba di perbatasan tanpa orang tua atau wali resmi dalam beberapa pekan terakhir telah menyulitkan para pejabat AS menyediakan pilihan tempat tinggal dan mengambil langkah untuk mempercepat pembebasan mereka kepada para sponsor di Amerika.
Jumlah migran yang ditahan pada bulan Februari menunjukkan peningkatan dari 78 ribu pada bulan Januari. Total penahanan Februari tampaknya menjadi angka bulanan tertinggi sejak Juni 2019 selama lonjakan besar di perbatasan yang disebut Trump menjadi alasan tindakan keras imigrasi yang luas.
Seorang juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan statistik resmi untuk bulan lalu kemungkinan akan dirilis minggu depan. Agen Patroli Perbatasan AS, Rabu (2/3), menangkap lebih dari 4.500 migran yang melintasi perbatasan A.S.-Meksiko dalam satu hari.
Menurut angka pemerintah yang diberikan kepada kantor berita Reuters, angka tersebut menjadi pertanda masuknya migran ilegal bisa terus meningkat pada bulan Maret.
Partai Republik mengecam Biden karena membatalkan kebijakan imigrasi garis keras Trump, dengan mengatakan perubahan itu akan mengarah pada lebih banyak lagi imigran ilegal. (VOA)