Pemerintah Filipina Ungkap Varian Baru COVID-19 dari Brasil Sudah Sampai di Negaranya
pada tanggal
14 Maret 2021
MANILA, LELEMUKU.COM - Filipina, untuk pertama kalinya, mendeteksi kasus yang dipicu varian baru COVID-19 asal Brasil. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, kasus pertama varian baru COVID-19 asal Brasil itu terdeteksi dari warga Filipina yang baru saja kembali dari sana.
"Seorang warga Filipina yang baru saja kembali dari Brasil positif tertular varian baru COVID-19, P.1, usai melakukan uji terhadap 752 sampe," ujar Kementerian Kesehatan Filipina dalam siaran persnya, Sabtu, 13 Maret 2021.
Dengan kemunculan varian baru COVID-19 asal Brasil, maka semua tipe virus Corona yang sudah diketahui berada di Filipina. Menurut data Kementerian Kesehatan, ada 59 kasus varian baru COVID-19 asal Inggris (B.1.1.7) serta 31 kasus dari varian baru COVID-19 asal Afrika Selatan (B.1.351). Apabila semua angka selama ini ditotal, terdapat 177 kasus B.1.1.7 serta 90 kasus B.1.1351.
Untuk angka kasus secara keseluruhan, data Worldometer menempatkan Filipina sebagai negara paling terdampak virus COVID-19 kedua di Asia Tenggara. Filipina tercatat memiliki 616 ribu kasus dan 12.766 kematian akibat COVID-19. Angka tersebut sudah termasuk menghitung 5000 kasus dan 72 korban meninggal baru.
Kementerian Kesehatan optimistis warga Filipina bakal berhasil bertahan dari serbuan tiga varian baru COVID-19. Namun, syaratnya, warga Filipina harus bisa patuh dulu terhadap protokol kesehatan yang berlaku.
"Kepatuhan terhadap standar kesehatan publik minimum akan mencegah tranmisi dari varian-varian baru COVID-19 tersebut," ujar Kementerian Kesehatan. Apabila mengacu pada penilitian di Inggris, karakteristik varian baru COVID-19 yang paling tampak adalah lebih mudah menyebar dan menular.
Salah satu kebijakan kesehatan yang telah ditekankan Filipina untuk menekan transmisi varian-varian baru COVID-19 adalah jam malam. Jam malam tersebut diberlakukan di 16 kota Filipina dan akan bertahan hingga akhir Maret nanti.
Selain menerapkan kebijakan jam malam, Filipina juga sudah mulai melakukan vaksinasi COVID-19. Bagkan, Filipina memastikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca akan tetap digunakan meski Denmark dilaporkan menghentikan kegunaannya karena dugaan vaksin memicu pembekuan darah.
“Pada saat ini, Departemen Kesehatan, Obat dan Makanan Filipina menekankan bahwa tidak ada indikasi yang menyarankan masyarakat Filipina untuk menghentikan imunisasi. Manfaatnya lebih besar daripada risikonya,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan, Obat dan Makanan Filipina. Belum diketahui apakah vaksin AstraZeneca bakal ampuh terhadap varian baru COVID-19. (Tempo)
"Seorang warga Filipina yang baru saja kembali dari Brasil positif tertular varian baru COVID-19, P.1, usai melakukan uji terhadap 752 sampe," ujar Kementerian Kesehatan Filipina dalam siaran persnya, Sabtu, 13 Maret 2021.
Dengan kemunculan varian baru COVID-19 asal Brasil, maka semua tipe virus Corona yang sudah diketahui berada di Filipina. Menurut data Kementerian Kesehatan, ada 59 kasus varian baru COVID-19 asal Inggris (B.1.1.7) serta 31 kasus dari varian baru COVID-19 asal Afrika Selatan (B.1.351). Apabila semua angka selama ini ditotal, terdapat 177 kasus B.1.1.7 serta 90 kasus B.1.1351.
Untuk angka kasus secara keseluruhan, data Worldometer menempatkan Filipina sebagai negara paling terdampak virus COVID-19 kedua di Asia Tenggara. Filipina tercatat memiliki 616 ribu kasus dan 12.766 kematian akibat COVID-19. Angka tersebut sudah termasuk menghitung 5000 kasus dan 72 korban meninggal baru.
Kementerian Kesehatan optimistis warga Filipina bakal berhasil bertahan dari serbuan tiga varian baru COVID-19. Namun, syaratnya, warga Filipina harus bisa patuh dulu terhadap protokol kesehatan yang berlaku.
"Kepatuhan terhadap standar kesehatan publik minimum akan mencegah tranmisi dari varian-varian baru COVID-19 tersebut," ujar Kementerian Kesehatan. Apabila mengacu pada penilitian di Inggris, karakteristik varian baru COVID-19 yang paling tampak adalah lebih mudah menyebar dan menular.
Salah satu kebijakan kesehatan yang telah ditekankan Filipina untuk menekan transmisi varian-varian baru COVID-19 adalah jam malam. Jam malam tersebut diberlakukan di 16 kota Filipina dan akan bertahan hingga akhir Maret nanti.
Selain menerapkan kebijakan jam malam, Filipina juga sudah mulai melakukan vaksinasi COVID-19. Bagkan, Filipina memastikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca akan tetap digunakan meski Denmark dilaporkan menghentikan kegunaannya karena dugaan vaksin memicu pembekuan darah.
“Pada saat ini, Departemen Kesehatan, Obat dan Makanan Filipina menekankan bahwa tidak ada indikasi yang menyarankan masyarakat Filipina untuk menghentikan imunisasi. Manfaatnya lebih besar daripada risikonya,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan, Obat dan Makanan Filipina. Belum diketahui apakah vaksin AstraZeneca bakal ampuh terhadap varian baru COVID-19. (Tempo)