Agustinus Payong Boli Ungkap 58 Jenazah Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur Ditemukan
pada tanggal
04 April 2021
LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Wakil Bupati Flores Timur (Flotim) Agustinus Payong Boli menyatakan sebanyak 58 jenazah akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flotim, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (04/04/2021) berhasil dievakuasi oleh tim SAR bersama masyarakat.
Kepada Radio Republik Indonesia (RRI) ia mengatakan, jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi masing-masing berasal dari Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng sebanyak 54 orang, dan 4 korban dari Kelurahan Lawerang, Kecamatan Adonara Timur. Sementara 3 orang dari Desa Riang Baran, Kecamatan Wotan Ulomado masih dalam proses pencarian.
"Saat ini pemerintah bersama TNI/Polri dan staekholder terkait serta masyarakat masih terus melakukan upaya pencarian korban tang belum ditemukan" kata Agustinus Payong Boli pada petang hari.
Bencana yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan pada pukul 01.00 WIT pagi dini hari ini juga mengakibatkan sebanyak 40 rumah di Kecamatan Ile Boleng dilaporkan tertimbun longsor.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan, sejumlah akses jalan menuju ke lokasi bencana juga terputus sehingga proses evakuasi dan bantuan kepada para korban bencana terhalang.
Selain itu jaringan telepon dan internet juga putus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terhambat.
Ia juga mengatakan saat ini petugas BPBD dilapangan masih melakukan pendataan jumlah bangunan yang rusak akibat tertimbun longsor dan terhempas banjir bandang.Termasuk memperbaharui informasi jumlah korban jiwa, luka dan hilang.
Peristiwa naas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK) di Desa Nelelamadiken di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.
Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur.
BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut.
Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.
Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. (Albert Batlayeri)