Lukas Enembe Harap Tak Ada Lagi Insiden Penyiksaan Warga Papua
pada tanggal
28 Juli 2021
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua, Lukas Enembe berharap tidak ada lagi insiden tidak terpuji kepada warga Papua atau warga Indonesia lainnya yang melibatkan aparat keamanan. Hal ini diungkapkan menanggapi aksi 2 oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) yang tertangkap oleh rekaman kamera melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil di Kabupaten Merauke.
Gubernur juga berharap agar seluruh aparat penegak hukum yang ada di Papua dapat menjadikan ini sebagai pelajaran dan refleksi diri, agar ke depan hal serupa tidak lagi terulang.
"Semoga insiden seperti ini tidak lagi terulang di tanah Papua maupun daerah lainnya," harap Enembe melalui Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus dalam rilis media pada Rabu, 28 Juli 2021.
Enembe berharap agar pelaku kekerasan dan penyiksaan terhadap warga sipil asal Merauke tersebut dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku. Sebab peristiwa ini merupakan tindakan eksesif yang tidak dapat dibenarkan dalam sudut pandang apapun, baik hukum maupun kemanusiaan.
Dikatakan, berdasarkan laporan yang diterima, korban kekerasan adalah seorang warga yang berkebutuhan khusus. Sehingga tindakan aparat TNI AU tersebut dapat dikategorikan sebagai penyiksaan berdasarkan Konvensi Anti Penyiksaan yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU Nomor 5 Tahun 1998.
"Pada Senin 26 Juli 2021, telah terjadi sebuah insiden yang melibatkan dua orang oknum anggota TNI Angkatan Udara yang tertangkap oleh rekaman kamera melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil di Merauke, Papua. Tindakan eksesif tersebut tidak dapat dibenarkan dalam sudut pandang apapun, baik hukum maupun kemanusiaan," ujar Enembe
Gubernur Enembe juga, kata jubir, meminta kepada seluruh warga Papua untuk tetap tenang dan terus memantau atas proses yang sedang berjalan terhadap kedua aparat TNI AU yang melakukan kekerasan dan penyiksaan tersebut. Gubernur menekankan agar situasi aman dan kondusif tetap harus dikedepankan dalam masa pandemi ini.
Enembe lalu berterimakasih atas citizen journalism (jurnalisme warga) yang berhasil merekam peristiwa tersebut. Termasuk perhatian seluruh warga Indonesia yang memenuhi linimasa sosial media dan memberi dukungan terhadap korban serta menabur banyak simpati dan empati terhadap Papua atas insiden tersebut.
"Manifestasi dari tindakan warga yang merekam peristiwa tersebut memberikan ruang bagi inštitusi hukum untuk dapat memeriksa para pelaku dengan bukti yang kuat dan nyata. Ini menjadi bukti bahwa humanity tidak terkekang oleh batas wilayah dan waktu, semua menginginkan agar negara selalu hadir dalam melindungi siapapun warganya," kata dia.
Gubernur Papua tidak lupa berterimakasih kepada seluruh jajaran TNI AU yang bertindak cepat dalam memberi respon atas insiden kekerasan tersebut. Banyak permintaan maaf yang terucap dan diterima oleh publik Papua, mulai dari Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kadispenau Marsma Indan Gilang hingga Komandan Lanud Yohanes Abraham Dimara Merauke Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto.
Peristiwa ini sendiri diketahui setelah sebuah video yang menunjukkan anggota TNI AU dari satuan Polisi Militer Angkatan Udara (POM AU) berinisial Serda D dan Prada V ymenginjak kepala seorang warga beredar di media sosial. Dalam video berdurasi 1:20 menit terlihat dua anggota berseragam TNI AU sedang mengamankan seorang pria.
Keduanya berada dilokasi ketika hendak membeli makan di rumah makan padang dengan berboncengan menggunakan sepeda motor. Mereka melihat ada banyak kerumunan orang. Selanjutnya kedua personel melihat cekcok antara seorang pria dengan penjual Warung Bubur Ngapak di jalan raya Mandala pada pukul 10.00 WIT.
Pria mabuk itu memeras penjual bubur ayam dan juga kepada rumah makan padang pariaman serta kepada pelanggannya dengan cara meminta uang dan menarik narik tangan pelanggan.
Kedua personel lalu mengamankan seorang laki-laki yang saat itu dalam keadaan mabuk dengan cara dibawa ke pinggir jalan.
Di sana pria itu dibaringkan ke trotoar, salah satu dari anggota Pomau menginjak kepalanya dengan menggunakan sepatu.
Setelah mengamankan, Serda D menghubungi Polres via telpon namun tidak diangkat-angkat, selanjutnya orang tersebut dilepas dan disuruh pulang.
Info dari warga bahwa orang tersebut sering sekali melakukan hal yang sama dan juga sudah pernah diamankan oleh pihak berwajib.
Belakangan juga diketahui bahwa pemilik rumah makan padang merupakan orang tua anggota TNI AU. (Albert Batlayeri)