Gunakan APBN Rp4 Miliar, Pemkab Tanimbar Mulai Bangun Gedung Pasar Ngrimase
pada tanggal
07 Agustus 2021
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku memulai pembangunan gedung pasar Ngrimase di lokasi Pasar tangguh Desa Sifnana Omele, Kecamatan Tanimbar Selatan (tansel) pada Kamis, 5 Agustus 2021.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Cornelis Batmomolin saat didampingi Camat Tansel Vinsensius Fenanlmpir, Kepala Pasar (Kapas) Tangguh Omele Marvin Fenanlampir mengatakan pembangunan pasar tradisional itu sebagai salah satu sarana untuk mensejahterakan dan mendukung perekonomian masyarakat yang lebih mandiri.
“Ini salah satu prioritas pemda Tanimbar lewat visi kepemimpinan Bupati Petrus Fatlolon dan Wakil Bupati Agustinus Utuwali untuk terwujudnya Tanimbar yang cerdas, sehat, berwibawa, dan mandiri,” ungkap dia saat peletakan batu pertama di lokasi yang disaksikan oleh perwakilan dua marga di Sifnana.
Anggaran untuk pembangunan gedung tersebut merupakan anggaran tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar kurang lebih Rp.4 Miliar dengan luas bangunan 18X28 meter.
"Anggaran sudah disiapkan, hari ini kita lakukan peletakan batu pertama agar pembangunan bisa berjalan," ujarnya.
Batmomolin mengatakan dengan suksesnya proses peletakan batu pertama di wilayah Pasar Tangguh Omele, maka dirinya turut memberikan apresiasi kepada Kapas Fenanlampir yang telah bertugas mengamankan berbagai aset Pemda di wilayah pasar.
Menurutnya warga masyarakat yang setiap harinya berproses lewat kegiatan jual beli di pasar turut merasa nyaman karena suasana pada areal pasar yang bersih, nyaman, dan aman sehingga status pasar-pun, bahkan telah ditetapkan sebagai pasar tangguh dan tertib protokol kesehatan (prokes).
“Luar biasa Pak Fenanlampir yang selama ini mengawasi dan menjaga berbagai aset Pemda. Ini semua karena Kepala Pasar dan anggota Satpol PP pasar yang sangat luar biasa," ucap dia.
Terkait bangunan milik Pemda yang sudah selesai dibangun namun belum difungsikan, Kadis menjelaskan pihaknya akan berupaya dengan tetap menyesuaikan kondisi keuangan dari Pemda setempat agar beberapa bangunan yang masih kosong dan belum difungsikan tersebut, dapat difungsikan kembali kedepan bagi kepentingan masyarakat. Sedangkan untuk status tanah tempat didirikannya bangunan pasar tersebut, ia mengatakan bahwa sepenuhnya adalah milik Pemda dan apapun yang terjadi, tetap Pemda akan memanfaatkannya demi kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk beberapa bangunan yang belum ditempati ini, kedepannya kita akan lihat dan bina secara perlahan karena hal itu tidak semudah membalik telapak tangan. Kita harus melihat juga dari keuangan pemerintah daerah dan nantinya kita tetap menyesuaikan," jelas Kadis.
Selain itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ridho Tahir yang turut hadir menjelaskan, bangunan yang akan dibangun ini nantinya memiliki fondasi cakar ayam, struktur kolong dari konstruksi baja, atap dari rangka baja, dinding juga akan menggunakan pasangan batu bata, dan atapnya menggunakan atap modern (Alderon).
"Jenis atap tersebut berbahan Stainles PVC yang menyerap panas. Anggarannya sebesar Rp.4 milyar dan itu secara total untuk administrasi, konstruksi, dan pengawasannya. Sedangkan fisiknya menelan anggaran 3,5 milyar," ungkap Ridho.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Tansel Finsensius Fenanlampir mengatakan, terkait dengan pro kontra antara 2 marga, yakni marga Londar dan Yempormase yang terjadi sebelum acara dimulai, menurutnya hal itu bagian dari sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Kegiatan pembangunan gedung pasar ini menurutnya sepenuhnya program Pemda untuk membangun, menata, dan mengelola pasar sudah merupakan suatu kewajiban yang pantas dan layak demi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai camat, dirinya mengimbau bahwa jika memang terdapat persoalan menyangkut hak masyarakat yang terjadi, kiranya dapat diselesaikan dengan baik melalui musyawarah yang di tingkat Soa maupun Marga untuk menyatukan perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya agar tidak mengganggu pembangunan yang dilaksanakan demi kepentingan banyak orang.
"Khususnya di Kecamatan Tanimbar Selatan, saya berharap agar seluruh masyarakat wajib memberikan dukungan sepenuhnya karena pada akhirnya juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Tidak boleh hambat atau halangi proses pembangunan di daerah ini. Memang ada hal-hal yang belum diatur sepenuhnya, dapat kita musyawarahkan dengan baik sehingga tidak mengganggu proses pembangunan di KKT ini," imbau Camat.
Salah satu warga masyarakat yang turut hadir dan mewakili masyarakat Desa Sifnana Omele, Nait Farakaman Londar, turut berkomentar untuk mendukung sepenuhnya berbagai program pembangunan yang dilakukan Pemda. Menurutnya, dukungan tersebut sangat beralasan karena sebagai masyarakat Tanimbar yang bermartabat, cerdas, dan berwibawa, harus mampu bersaing dengan daerah lainnya melalui pembangunan yang dilakukan Pemda untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai bagian dari masyarakat Tanimbar, saya meminta dan mengimbau semua komponen masyarakat agar memberikan doa restu bagi pembangunan yang ada dan dilaksanakan oleh Pemda KKT demi masa depan anak cucu kita kedepan," ujar Nait Londar yang turut hadir dan memberikan dukungan lewat prosesi adat ini. (Albert Batlayeri)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Cornelis Batmomolin saat didampingi Camat Tansel Vinsensius Fenanlmpir, Kepala Pasar (Kapas) Tangguh Omele Marvin Fenanlampir mengatakan pembangunan pasar tradisional itu sebagai salah satu sarana untuk mensejahterakan dan mendukung perekonomian masyarakat yang lebih mandiri.
“Ini salah satu prioritas pemda Tanimbar lewat visi kepemimpinan Bupati Petrus Fatlolon dan Wakil Bupati Agustinus Utuwali untuk terwujudnya Tanimbar yang cerdas, sehat, berwibawa, dan mandiri,” ungkap dia saat peletakan batu pertama di lokasi yang disaksikan oleh perwakilan dua marga di Sifnana.
Anggaran untuk pembangunan gedung tersebut merupakan anggaran tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar kurang lebih Rp.4 Miliar dengan luas bangunan 18X28 meter.
"Anggaran sudah disiapkan, hari ini kita lakukan peletakan batu pertama agar pembangunan bisa berjalan," ujarnya.
Batmomolin mengatakan dengan suksesnya proses peletakan batu pertama di wilayah Pasar Tangguh Omele, maka dirinya turut memberikan apresiasi kepada Kapas Fenanlampir yang telah bertugas mengamankan berbagai aset Pemda di wilayah pasar.
Menurutnya warga masyarakat yang setiap harinya berproses lewat kegiatan jual beli di pasar turut merasa nyaman karena suasana pada areal pasar yang bersih, nyaman, dan aman sehingga status pasar-pun, bahkan telah ditetapkan sebagai pasar tangguh dan tertib protokol kesehatan (prokes).
“Luar biasa Pak Fenanlampir yang selama ini mengawasi dan menjaga berbagai aset Pemda. Ini semua karena Kepala Pasar dan anggota Satpol PP pasar yang sangat luar biasa," ucap dia.
Terkait bangunan milik Pemda yang sudah selesai dibangun namun belum difungsikan, Kadis menjelaskan pihaknya akan berupaya dengan tetap menyesuaikan kondisi keuangan dari Pemda setempat agar beberapa bangunan yang masih kosong dan belum difungsikan tersebut, dapat difungsikan kembali kedepan bagi kepentingan masyarakat. Sedangkan untuk status tanah tempat didirikannya bangunan pasar tersebut, ia mengatakan bahwa sepenuhnya adalah milik Pemda dan apapun yang terjadi, tetap Pemda akan memanfaatkannya demi kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk beberapa bangunan yang belum ditempati ini, kedepannya kita akan lihat dan bina secara perlahan karena hal itu tidak semudah membalik telapak tangan. Kita harus melihat juga dari keuangan pemerintah daerah dan nantinya kita tetap menyesuaikan," jelas Kadis.
Selain itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ridho Tahir yang turut hadir menjelaskan, bangunan yang akan dibangun ini nantinya memiliki fondasi cakar ayam, struktur kolong dari konstruksi baja, atap dari rangka baja, dinding juga akan menggunakan pasangan batu bata, dan atapnya menggunakan atap modern (Alderon).
"Jenis atap tersebut berbahan Stainles PVC yang menyerap panas. Anggarannya sebesar Rp.4 milyar dan itu secara total untuk administrasi, konstruksi, dan pengawasannya. Sedangkan fisiknya menelan anggaran 3,5 milyar," ungkap Ridho.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Tansel Finsensius Fenanlampir mengatakan, terkait dengan pro kontra antara 2 marga, yakni marga Londar dan Yempormase yang terjadi sebelum acara dimulai, menurutnya hal itu bagian dari sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Kegiatan pembangunan gedung pasar ini menurutnya sepenuhnya program Pemda untuk membangun, menata, dan mengelola pasar sudah merupakan suatu kewajiban yang pantas dan layak demi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai camat, dirinya mengimbau bahwa jika memang terdapat persoalan menyangkut hak masyarakat yang terjadi, kiranya dapat diselesaikan dengan baik melalui musyawarah yang di tingkat Soa maupun Marga untuk menyatukan perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya agar tidak mengganggu pembangunan yang dilaksanakan demi kepentingan banyak orang.
"Khususnya di Kecamatan Tanimbar Selatan, saya berharap agar seluruh masyarakat wajib memberikan dukungan sepenuhnya karena pada akhirnya juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Tidak boleh hambat atau halangi proses pembangunan di daerah ini. Memang ada hal-hal yang belum diatur sepenuhnya, dapat kita musyawarahkan dengan baik sehingga tidak mengganggu proses pembangunan di KKT ini," imbau Camat.
Salah satu warga masyarakat yang turut hadir dan mewakili masyarakat Desa Sifnana Omele, Nait Farakaman Londar, turut berkomentar untuk mendukung sepenuhnya berbagai program pembangunan yang dilakukan Pemda. Menurutnya, dukungan tersebut sangat beralasan karena sebagai masyarakat Tanimbar yang bermartabat, cerdas, dan berwibawa, harus mampu bersaing dengan daerah lainnya melalui pembangunan yang dilakukan Pemda untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai bagian dari masyarakat Tanimbar, saya meminta dan mengimbau semua komponen masyarakat agar memberikan doa restu bagi pembangunan yang ada dan dilaksanakan oleh Pemda KKT demi masa depan anak cucu kita kedepan," ujar Nait Londar yang turut hadir dan memberikan dukungan lewat prosesi adat ini. (Albert Batlayeri)