Meis Malirmasele Menang Penelitian Dr. Race ALO Medika 2021
pada tanggal
02 Agustus 2021
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Dokter Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. P. P. Margretti Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, dr. Meis Malirmasele memenangkan kompetisi poster kedokteran kategori abstrak penelitian Dokter’s Rapid Alomedika Essential (Dr. Race) Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh ALO Medika, yaitu situs khusus professional kesehatan di Indonesia.
“Ini tentang insidensi, angka kejadian penyakit dalam 1 tahun yang datang berobat dan rawat inap di rumah sakit,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Jumat, 30 Juli 2021.
Pada poster tersebut, berdasarkan rekomendasi Dokter Spesialis Anak dr. Maria Priskila, Meis menunjukkan hasil pengamatan Insidensi Malnutrisi Berat selama Tahun 2020.
Menurutnya terdapat 29 atau 17,8 persen kasus yang dirawat di rumah sakit dengan proporsi pasien perempuan sebanyak 16 orang lebih banyak dari laki-laki sebanyak 13 orang.
Distribusi terbanyak pada kelompok usia 0-2 tahun atau 58,6 persen, diikuti 5 tahun ke atas 24,1 persen, sebanyak 48,2 persen kasus berasal dari Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), 27,6 persen kasus di Wertamrian.
10,3 persen kasus di Nirunmas, 6,9 persen kasus di Tanimbar Utara (Tanut), 3,4 persen kasus di Kormomolin dan Selaru dengan komorbiditas tersering pada sistem respirasi 41,3 persen dan 10 atau 34,5 persen kasus malnutrisi berat dengan perawakan pendek.
“Ini tentang insidensi, angka kejadian penyakit dalam 1 tahun yang datang berobat dan rawat inap di rumah sakit,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Jumat, 30 Juli 2021.
Pada poster tersebut, berdasarkan rekomendasi Dokter Spesialis Anak dr. Maria Priskila, Meis menunjukkan hasil pengamatan Insidensi Malnutrisi Berat selama Tahun 2020.
Menurutnya terdapat 29 atau 17,8 persen kasus yang dirawat di rumah sakit dengan proporsi pasien perempuan sebanyak 16 orang lebih banyak dari laki-laki sebanyak 13 orang.
Distribusi terbanyak pada kelompok usia 0-2 tahun atau 58,6 persen, diikuti 5 tahun ke atas 24,1 persen, sebanyak 48,2 persen kasus berasal dari Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), 27,6 persen kasus di Wertamrian.
10,3 persen kasus di Nirunmas, 6,9 persen kasus di Tanimbar Utara (Tanut), 3,4 persen kasus di Kormomolin dan Selaru dengan komorbiditas tersering pada sistem respirasi 41,3 persen dan 10 atau 34,5 persen kasus malnutrisi berat dengan perawakan pendek.
Meis menjelaskan malnutrisi berat terjadi karena asupan nutrisi berkurang dan sudah berlangsung lama atau kronis. Selain itu, bisa adanya satu penyakit, misalnya infeksi paru atau pencernaan yang berpengaruh pada asupan nutrisi.
“Malnutrisi berat atau gizi buruk, artinya berat dan panjang badan tidak sesuai dengan usia, yang dilihat dengan kurva WHO atau kuva CDC,” kata doker lulusan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon itu.
Meis pun berpesan di saat pandemi Covid-19 saat ini para orang tua harus cerdas dengan rajin memeriksakan anak ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan cari trik memenuhi kebutuhan asupan nutrisi anak.
“Makanan dan buah tidak perlu mahal, apa saja yang ada di Tanimbar bisa meningkatkan protein, ikan dan telur. Kalau ada orangtua yang infeksi paru dan minum obat program dikasih pisah supaya anak jangan rentan penyakit,” pesan dokter 29 tahun itu.
Malnutrisi berat memiliki dampak jangka pendek dan panjang yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Riset kesehatan dasar tahun 2018 menyatakan persentase malnutrisi berat di Indonesia 3,5 persen, dimana Maluku sebanyak 4 persen. Sementara angka malnutrisi berat di Tanimbar 5,6 persen. (Laura Sobuber)
“Malnutrisi berat atau gizi buruk, artinya berat dan panjang badan tidak sesuai dengan usia, yang dilihat dengan kurva WHO atau kuva CDC,” kata doker lulusan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon itu.
Meis pun berpesan di saat pandemi Covid-19 saat ini para orang tua harus cerdas dengan rajin memeriksakan anak ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan cari trik memenuhi kebutuhan asupan nutrisi anak.
“Makanan dan buah tidak perlu mahal, apa saja yang ada di Tanimbar bisa meningkatkan protein, ikan dan telur. Kalau ada orangtua yang infeksi paru dan minum obat program dikasih pisah supaya anak jangan rentan penyakit,” pesan dokter 29 tahun itu.
Malnutrisi berat memiliki dampak jangka pendek dan panjang yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Riset kesehatan dasar tahun 2018 menyatakan persentase malnutrisi berat di Indonesia 3,5 persen, dimana Maluku sebanyak 4 persen. Sementara angka malnutrisi berat di Tanimbar 5,6 persen. (Laura Sobuber)