Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Desa Fokus Lestarikan Bahasa Tanimbar
pada tanggal
10 Agustus 2021
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Desa (YPMD) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Leunard Maiseka, S.I.P mengungkapkan pihaknya masih tetap focus melestarikan 5 bahasa di daerah tersebut, diantaranya Fordata, Yamdena Timur, Selaru, Seluasa dan Makatian.
“Secara khusus peningkatan pengembangan 5 suku bahasa di Tanimbar. Tetapi juga satu tambahan lagi, bahasa Kei menjadi bagian kami juga,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Maiseka mengatakan YPMD tetap melakukan pengembangan bahasa dengan menterjemahkan Alkitab dan lagu-lagu pujian melalui kerjasama Gereja Protestan Maluku (GPM) sejak tahun 2015.
Untuk Bahasa Selaru, ada beberapa kitab yang sudah selesai diperiksa oleh Konsultan di Amerika dan Jakarta. Bahasa Yamdena Timur sudah ada pada tahap terakhir perjanjian baru, dan kini masuk pada tahap pemeriksaan dan editing.
“Formatnya ada aplikasi yang kami pakai untuk bisa mewartakan hasil ini kepada media baik lagu terjemahan lagu rohani versi Yamdena Timur, Selaru, Fordata, Makatian, dan bahasa Seluasa kini tahapannya masuk dengan lagu-lagu. selain itu bahasa Fordata logat Seira juga sudah dilakukan” katanya.
Maiseka menuturkan setelah terjemaah bahasa Makatian diselesaikan, pihaknya akan membuat adaptasi terhadap dialeg antara Makatian dan Seluasa. Menurutnya, kedua bahasa tersebut memiliki kata-kata yang kebanyakan sama tetapi dialeg berbeda.
Ia menambahkan dari penelitian 100 kata di Seluasa, orang Makatian hanya tidak pakai 11 kata, tetapi mereka mengerti dan tidak terbiasa dalam komunikasi sehari-hari.
Sebaliknya juga ada kata-kata di Makatian yang tidak dipakai oleh penutur bahasa Seluasa, tetapi tetap dimengerti.
“Jadi setelah Makatian kita buat adaptasi ke Seluasa, itu cepat sekali. Untuk makatian mereka mulai dengan bahan-bahan rohani, lagu-lagu pujian yang rencananya mau rekaman September ini di studio YPMD,” tambah Maiseka. (Laura Sobuber)
“Secara khusus peningkatan pengembangan 5 suku bahasa di Tanimbar. Tetapi juga satu tambahan lagi, bahasa Kei menjadi bagian kami juga,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Maiseka mengatakan YPMD tetap melakukan pengembangan bahasa dengan menterjemahkan Alkitab dan lagu-lagu pujian melalui kerjasama Gereja Protestan Maluku (GPM) sejak tahun 2015.
Untuk Bahasa Selaru, ada beberapa kitab yang sudah selesai diperiksa oleh Konsultan di Amerika dan Jakarta. Bahasa Yamdena Timur sudah ada pada tahap terakhir perjanjian baru, dan kini masuk pada tahap pemeriksaan dan editing.
“Formatnya ada aplikasi yang kami pakai untuk bisa mewartakan hasil ini kepada media baik lagu terjemahan lagu rohani versi Yamdena Timur, Selaru, Fordata, Makatian, dan bahasa Seluasa kini tahapannya masuk dengan lagu-lagu. selain itu bahasa Fordata logat Seira juga sudah dilakukan” katanya.
Maiseka menuturkan setelah terjemaah bahasa Makatian diselesaikan, pihaknya akan membuat adaptasi terhadap dialeg antara Makatian dan Seluasa. Menurutnya, kedua bahasa tersebut memiliki kata-kata yang kebanyakan sama tetapi dialeg berbeda.
Ia menambahkan dari penelitian 100 kata di Seluasa, orang Makatian hanya tidak pakai 11 kata, tetapi mereka mengerti dan tidak terbiasa dalam komunikasi sehari-hari.
Sebaliknya juga ada kata-kata di Makatian yang tidak dipakai oleh penutur bahasa Seluasa, tetapi tetap dimengerti.
“Jadi setelah Makatian kita buat adaptasi ke Seluasa, itu cepat sekali. Untuk makatian mereka mulai dengan bahan-bahan rohani, lagu-lagu pujian yang rencananya mau rekaman September ini di studio YPMD,” tambah Maiseka. (Laura Sobuber)