Pemprov Maluku dan BSSN Luncurkan Tim Tanggap Insiden Siber MalukuProv-CSIRT
pada tanggal
25 September 2021
AMBON, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Maluku bersama BSSN meluncurkan Tim Tanggap Insiden Siber/Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Pemprov Maluku yang juga disebut MalukuProv-CSIRT.
Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber Provinsi Maluku ini dilaunching oleh Wakil Gubernur Maluku Drs. Barnabas Orno, di Banda Naira Ballroom lantai II Swiss-Belhotel, Kamis (16/9/2021).
Dalam sambutan Gubernur yang disampaikan Wagub, menyampaikan tujuan dibentuknya CSIRT diantaranya adalah untuk melindungi data dan melindungi setiap aset. Sebab, keamanan informasi berperan penting untuk melindungi seluruh aset institusi atau perusahaan yang beresiko bocor atau pun tidak, demi kelangsungan proses di dalamnya. Terlebih, penting untuk meminimalisir adanya human error.
Wagub juga menyampaikan terima kasih atas nama Pemprov Maluku kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menjadikan Maluku sebagai target pembentukan CSIRT program Rencana Kerja Pemerintah (RKP) secara nasional tahun 2021.
Wagub menjelaskan, semakin canggih teknologi yang dimanfaatkan, tentunya akan membantu dalam efektifitas dan efisiensi penyelesaian tugas. Namun perlu dicermati, potensi kerawanan dan pemanfaatan kecanggihan teknologi tersebut, apabila tidak diwaspadai akan mengakibatkan kehilangan dan kebocoran informasi dan data yang dikelola.
“Kebocoran data yang selama ini kerap terjadi dipicu oleh sejumlah hal, disebabkan karena hal – hal yang bersifat non teknis, ketidaktahuan pengguna teknologi, kecerobohan individu dan ketidakpedulian merupakan sejumlah kerawanan yang kerap digunakan oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab,” jelas Wagub.
Menurutnya, keamanan informasi penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di tingkat pusat maupun daerah, berpotensi menjadi sasaran utama serangan siber. Dampaknya, dapat menyebabkan layanan publik pemerintah terganggu yang sekaligus akan menurunkan kredibilitas pemerintah.
“Saya mengingatkan, agar kita semua mampu inventarisir permasalahan yang terjadi di daerah. Tentunya dengan langkah strategis untuk kepentingan bersama, serta upaya pencegahan dan peningkatan pengamanannya dengan mengedepankan koordinasi, kolaborasi, sinergitas dan integrasi,” ujar Wagub.
Wagub berharap, dengan terbentuknya tim ini, dapat lebih meningkatkan sistem pengamanan dan kerahasiaan data informasi dalam layanan publik dan tugas-tugas kedinasan, serta dapat saling bersinergi dalam penanggulangan dan pemulihan insiden.
“Semoga dengan terbentuknya tim ini, dapat menjadi wadah komunikasi, interaksi, diskusi, koordinasi, kolaborasi dan sinergitas,” harapnya.
Di kesempatan yang sama, Deputi III BSSN Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Akhmad Toha yang hadir dalam acara tersebut sangat mendukung dan mengapresiasi atas dibentuknya Tim CSIRT Provinsi Maluku.
Toha mengatakan sebaran sektor terbanyak yang mengalami kasus kebocoran data akibat malware pencuri informasi, adalah sektor pemerintah, keuangan, penegakan hukum, telekomunikasi, dan transportasi.
Oleh karena itu, kata Toha, menghadapi serangan yang berada di ruang siber tersebut, negara hadir melalui Badan Siber dan Sandi Negara yang berperan aktif dalam upaya meningkatkan keamanan siber di Indonesia.
“Saat ini BSSN tengah membangun kekuatan siber, salah satunya dengan membentuk CSIRT sebagai salah satu pelaksana keamanan siber di Indonesia. CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber,” ujarnya. (DiskominfoMaluku)
Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber Provinsi Maluku ini dilaunching oleh Wakil Gubernur Maluku Drs. Barnabas Orno, di Banda Naira Ballroom lantai II Swiss-Belhotel, Kamis (16/9/2021).
Dalam sambutan Gubernur yang disampaikan Wagub, menyampaikan tujuan dibentuknya CSIRT diantaranya adalah untuk melindungi data dan melindungi setiap aset. Sebab, keamanan informasi berperan penting untuk melindungi seluruh aset institusi atau perusahaan yang beresiko bocor atau pun tidak, demi kelangsungan proses di dalamnya. Terlebih, penting untuk meminimalisir adanya human error.
Wagub juga menyampaikan terima kasih atas nama Pemprov Maluku kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menjadikan Maluku sebagai target pembentukan CSIRT program Rencana Kerja Pemerintah (RKP) secara nasional tahun 2021.
Wagub menjelaskan, semakin canggih teknologi yang dimanfaatkan, tentunya akan membantu dalam efektifitas dan efisiensi penyelesaian tugas. Namun perlu dicermati, potensi kerawanan dan pemanfaatan kecanggihan teknologi tersebut, apabila tidak diwaspadai akan mengakibatkan kehilangan dan kebocoran informasi dan data yang dikelola.
“Kebocoran data yang selama ini kerap terjadi dipicu oleh sejumlah hal, disebabkan karena hal – hal yang bersifat non teknis, ketidaktahuan pengguna teknologi, kecerobohan individu dan ketidakpedulian merupakan sejumlah kerawanan yang kerap digunakan oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab,” jelas Wagub.
Menurutnya, keamanan informasi penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di tingkat pusat maupun daerah, berpotensi menjadi sasaran utama serangan siber. Dampaknya, dapat menyebabkan layanan publik pemerintah terganggu yang sekaligus akan menurunkan kredibilitas pemerintah.
“Saya mengingatkan, agar kita semua mampu inventarisir permasalahan yang terjadi di daerah. Tentunya dengan langkah strategis untuk kepentingan bersama, serta upaya pencegahan dan peningkatan pengamanannya dengan mengedepankan koordinasi, kolaborasi, sinergitas dan integrasi,” ujar Wagub.
Wagub berharap, dengan terbentuknya tim ini, dapat lebih meningkatkan sistem pengamanan dan kerahasiaan data informasi dalam layanan publik dan tugas-tugas kedinasan, serta dapat saling bersinergi dalam penanggulangan dan pemulihan insiden.
“Semoga dengan terbentuknya tim ini, dapat menjadi wadah komunikasi, interaksi, diskusi, koordinasi, kolaborasi dan sinergitas,” harapnya.
Di kesempatan yang sama, Deputi III BSSN Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Akhmad Toha yang hadir dalam acara tersebut sangat mendukung dan mengapresiasi atas dibentuknya Tim CSIRT Provinsi Maluku.
Toha mengatakan sebaran sektor terbanyak yang mengalami kasus kebocoran data akibat malware pencuri informasi, adalah sektor pemerintah, keuangan, penegakan hukum, telekomunikasi, dan transportasi.
Oleh karena itu, kata Toha, menghadapi serangan yang berada di ruang siber tersebut, negara hadir melalui Badan Siber dan Sandi Negara yang berperan aktif dalam upaya meningkatkan keamanan siber di Indonesia.
“Saat ini BSSN tengah membangun kekuatan siber, salah satunya dengan membentuk CSIRT sebagai salah satu pelaksana keamanan siber di Indonesia. CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber,” ujarnya. (DiskominfoMaluku)