Blok Negara Afrika Sebut Pemimpin Jihadis di Mozambik, Rajab Awadhi Ndanjile Tewas
pada tanggal
04 Oktober 2021
MAPUTO, LELEMUKU.COM - Blok negara-negara Afrika mengatakan, Sabtu (2/10/2021), bahwa seorang pemimpin jihadis dan 18 pejuang tewas dalam sebuah serangan militer di wilayah yang rawan pemberontakan di Mozambik bagian utara.
Para jihadis yang terkait al-Qaida telah meneror wilayah Cabo Delgado yang kaya gas sejak 2017.
Mereka menyerbu desa-desa dan kota-kota untuk mendirikan kekhalifahan.
Menurut Masyarakat Pembangunan Afrika bagian Selatan (Southern Africa Development Community/SADC), pemimpin jihadis setempat, Rajab Awadhi Ndanjile, tewas bersama 18 pejuang lain dalam sebuah serangan ofensif pada 25 September terhadap pangkalan militan di distrik Nangade di Cabo Delgado.
Banyak anggota dari blok beranggotakan 16 negara itu telah menerjunkan pasukan di Mozambik untuk memerangi para pemberontak.
SADC mengatakan Ndanjile merekrut dan mendoktrin para pejuang.
Ia juga terlibat dalam serangan pertama di kawasan itu dan "berbagai serangan berikut di desa-desa" serta "penculikan perempuan dan anak-anak."
Pada Juli, Rwanda mengirim 1.000 tentara ke Mozambik, negara pertama yang melakukannya.
Beberapa anggota SADC lain mengikuti langkah itu. Afrika Selatan telah mengerahkan hampir 1.500 tentara di negara itu.
Pemberontakan telah menewaskan lebih dari 3.300 orang -- separuh di antaranya warga sipil -- dan menyebabkan sedikitnya 800.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam empat tahun belakangan. (VOA)
Para jihadis yang terkait al-Qaida telah meneror wilayah Cabo Delgado yang kaya gas sejak 2017.
Mereka menyerbu desa-desa dan kota-kota untuk mendirikan kekhalifahan.
Menurut Masyarakat Pembangunan Afrika bagian Selatan (Southern Africa Development Community/SADC), pemimpin jihadis setempat, Rajab Awadhi Ndanjile, tewas bersama 18 pejuang lain dalam sebuah serangan ofensif pada 25 September terhadap pangkalan militan di distrik Nangade di Cabo Delgado.
Banyak anggota dari blok beranggotakan 16 negara itu telah menerjunkan pasukan di Mozambik untuk memerangi para pemberontak.
SADC mengatakan Ndanjile merekrut dan mendoktrin para pejuang.
Ia juga terlibat dalam serangan pertama di kawasan itu dan "berbagai serangan berikut di desa-desa" serta "penculikan perempuan dan anak-anak."
Pada Juli, Rwanda mengirim 1.000 tentara ke Mozambik, negara pertama yang melakukannya.
Beberapa anggota SADC lain mengikuti langkah itu. Afrika Selatan telah mengerahkan hampir 1.500 tentara di negara itu.
Pemberontakan telah menewaskan lebih dari 3.300 orang -- separuh di antaranya warga sipil -- dan menyebabkan sedikitnya 800.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam empat tahun belakangan. (VOA)