Caswiyono Rushdie Tinjau Lokasi Pilot Project Kawasan Agromaritim Teluk Weda
pada tanggal
01 Oktober 2021
WEDA, LELEMUKU.COM - Dalam rangka mewujudkan program perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan di 2021, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus bergerak cepat. Melalui Staf Khusus Menaker, Caswiyono Rushdie, langsung meninjau Kawasan Agromaritim Teluk Weda yang berada di Desa Kulo Jaya, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara, pada Minggu (26/9/2021).
Kawasan Agromaritim Teluk Weda adalah salah satu dari lima lokasi pilot project program pengembangan perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan Kemnaker di 2021, dengan karakteristik beragam.
Empat lokasi lainnya yaitu Kawasan Perhutanan Sosial Teluk Jambe di Karawang (Jawa Barat); Kawasan Agroforestri Dataran Tinggi Dieng di Banjarnegara dan Batang (Jawa Tengah); Kawasan Agroindustri Sei Mericim di Deli Serdang (Sumatera Utara); dan Kawasan Agrowisata Lido di Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat).
"Perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan pada 2021 ini sebagai upaya mentransformasikan program perluasan kesempatan kerja, dalam mengembangkan program tenaga kerja mandiri yang efektif untuk memperluas kesempatan kerja secara berkelanjutan," kata Caswiyono Rushdie saat berdialog dengan warga di Kantor Kepala Desa Kulo Jaya, Weda, Halteng.
Turut hadir dalam dialog tersebut Staf Khusus Menaker, Titik Mas'udah; Direktur Bina Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker, I Nyoman Darmanta; Direktur PPTKA, Haryanto; Direktur Bina Peningkatan Produktivitas, Ghazmahadi; Kepala BLK, Ternate Muhammad Assegaf; Kepala Badan Pengelolaan Investasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Zaenal Efendi; dan Kepala Desa Kulo Jaya, Fadli Siradjuddin; serta External Relations PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Caswiyono menjelaskan, sebagaimana arahan Menaker Ida Fauziyah, terpenting dalam pengembangan kesempatan kerja berbasis kawasan adalah adanya dukungan lintas sektor dan partisipasi stakeholder di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Keuangan, dan Pihak Swasta.
"Sesuai arahan Bu Menteri Ida Fauziyah, pengembangan usaha terintegrasi ini juga akan dilakukan, mulai dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasaran sehingga dapat memungkinkan terjadinya sustainability (keberlanjutan) usaha untuk membentuk sebuah ekosistem perluasan kerja yang efektif dan berkelanjutan," ujar Caswiyono.
Kemnaker, lanjut Caswiyono, selain melatih dan menempatkan orang, juga memiliki tugas memperluas kesempatan kerja bagi orang. Selama ini, Kemnaker memiliki program perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja dan di luar hubungan kerja atau kewirausahaan atau tenaga kerja mandiri.
Caswiyono menambahkan dalam menjalankan perluasan kesempatan kerja tersebut, Kemnaker menggandeng Institut Pertanian Bogor sebagai pendamping dan industri pengolahan logam nikel atau PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
"Kemnaker ingin masyarakat di seputar kawasan industri Weda tidak hanya menjadi penonton semata. Selain sebagian bekerja di IWIP, Kemnaker pun ingin memastikan masyarakat sekitar IWIP terberdayakan dan lebih sejahtera serta memperoleh nilai tambah dari investasi yang masuk di kawasan Weda," kata Caswiyono.
Sementara Kades Fadli Siradjuddin mengatakan mayoritas warganya memiliki mata pencarian sebagai petani. Namun karena gagal, akhirnya sebagian warganya beralih profesi dari bercocok tanam menjadi menggeluti budidaya ikan tawar.
"Adanya pilot project ini, saya sebagai kepala desa berterima kasih sekali kepada Tim pilot project berbasis kawasan. Saya berharap pilot project ini dapat mengembangkan pendapatan warga Kulo Jaya," kata Fadli seraya mengatakan siap menyediakan lahan 10 hektar. (infopublik)
Kawasan Agromaritim Teluk Weda adalah salah satu dari lima lokasi pilot project program pengembangan perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan Kemnaker di 2021, dengan karakteristik beragam.
Empat lokasi lainnya yaitu Kawasan Perhutanan Sosial Teluk Jambe di Karawang (Jawa Barat); Kawasan Agroforestri Dataran Tinggi Dieng di Banjarnegara dan Batang (Jawa Tengah); Kawasan Agroindustri Sei Mericim di Deli Serdang (Sumatera Utara); dan Kawasan Agrowisata Lido di Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat).
"Perluasan kesempatan kerja berbasis kawasan pada 2021 ini sebagai upaya mentransformasikan program perluasan kesempatan kerja, dalam mengembangkan program tenaga kerja mandiri yang efektif untuk memperluas kesempatan kerja secara berkelanjutan," kata Caswiyono Rushdie saat berdialog dengan warga di Kantor Kepala Desa Kulo Jaya, Weda, Halteng.
Turut hadir dalam dialog tersebut Staf Khusus Menaker, Titik Mas'udah; Direktur Bina Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker, I Nyoman Darmanta; Direktur PPTKA, Haryanto; Direktur Bina Peningkatan Produktivitas, Ghazmahadi; Kepala BLK, Ternate Muhammad Assegaf; Kepala Badan Pengelolaan Investasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Zaenal Efendi; dan Kepala Desa Kulo Jaya, Fadli Siradjuddin; serta External Relations PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Caswiyono menjelaskan, sebagaimana arahan Menaker Ida Fauziyah, terpenting dalam pengembangan kesempatan kerja berbasis kawasan adalah adanya dukungan lintas sektor dan partisipasi stakeholder di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Keuangan, dan Pihak Swasta.
"Sesuai arahan Bu Menteri Ida Fauziyah, pengembangan usaha terintegrasi ini juga akan dilakukan, mulai dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasaran sehingga dapat memungkinkan terjadinya sustainability (keberlanjutan) usaha untuk membentuk sebuah ekosistem perluasan kerja yang efektif dan berkelanjutan," ujar Caswiyono.
Kemnaker, lanjut Caswiyono, selain melatih dan menempatkan orang, juga memiliki tugas memperluas kesempatan kerja bagi orang. Selama ini, Kemnaker memiliki program perluasan kesempatan kerja di dalam hubungan kerja dan di luar hubungan kerja atau kewirausahaan atau tenaga kerja mandiri.
Caswiyono menambahkan dalam menjalankan perluasan kesempatan kerja tersebut, Kemnaker menggandeng Institut Pertanian Bogor sebagai pendamping dan industri pengolahan logam nikel atau PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
"Kemnaker ingin masyarakat di seputar kawasan industri Weda tidak hanya menjadi penonton semata. Selain sebagian bekerja di IWIP, Kemnaker pun ingin memastikan masyarakat sekitar IWIP terberdayakan dan lebih sejahtera serta memperoleh nilai tambah dari investasi yang masuk di kawasan Weda," kata Caswiyono.
Sementara Kades Fadli Siradjuddin mengatakan mayoritas warganya memiliki mata pencarian sebagai petani. Namun karena gagal, akhirnya sebagian warganya beralih profesi dari bercocok tanam menjadi menggeluti budidaya ikan tawar.
"Adanya pilot project ini, saya sebagai kepala desa berterima kasih sekali kepada Tim pilot project berbasis kawasan. Saya berharap pilot project ini dapat mengembangkan pendapatan warga Kulo Jaya," kata Fadli seraya mengatakan siap menyediakan lahan 10 hektar. (infopublik)