Final Nine Ball Putri Angeline Persembahkan Emas Untuk Jateng
pada tanggal
12 Oktober 2021
TIMIKA, LELEMUKU.COM - Angeline Magdalena Ticoalu, akhirnya bisa mempersembahkan emas bagi Jawa Tengah setelah menang atas pebiliar Jawa Timur, Annabella Putri Yohana di Partai Final cabang olahraga biliar di nomor nine ball single putri.
Laga final yang digelar di GOR Biliar SP 2, Timika pada Selasa (12/10/2021) berakhir dengan skor 7-2. Sejak awal pertandingan pebiliar berkuncie kuda ini sudah menguasai pertandingan. Sampai keduanya meminta time out, skor sudah 3-1.
Annabel hanya bisa memenangkan satu game lanjutan, hingga berakhir dengan skor 7-2.
Angeline tidak melakukan selebrasi apapun usai memenangkan pertandingan. Dia terlihat tetap santai meninggalkan arena.
Angeline menyatakan, tidak terlalu kesulitan saat bermain, karena yang dihadapi adalah pemain muda. "Dia sih pemain muda maksudnya regeneration, saya kan veteran,"tuturnya.
Tapi hal itu dirinya tidak meremehkan lawan dan tetap fokus bermain. PON Papua kata dia, banyak melahirkan pemain yang tergolong baru. Tapi sesama pebiliar sudah saling mengenal dan tahu cara bermain setiap pemain.
Angeline mengatakan, sangat berkeinginan menyumbang medali emas kepada Jawa Tengah. Sebab PON Papua merupakan pertama kalinya bagi Angeline mewakili Jateng.
Selama ini mewakili DKI Jakarta dan terakhir dapat emas di PON 2012. Pada PON 2016 hanya mendapatkan satu perunggu.
PON XX Papua ini, Angeline mengikuti empat nomor. Tiga nomor sudah dituntaskan dengan capaian satu perunggu pada nomor 10 ball double. Kemudian emas di nomor 9 ball single.
Satu nomor lagi akan dimainkan Angeline di nomor 9 ball double. Dirinya tetap berharap, bisa menggandakan kemenangan. "Tapi kalau double kerjasama berdua jadi belum bisa jamin. Tapi saya optimis sih," ujar Angeline.
Ditanya mengenai venue biliar yang digunakan selama PON, menurut Angeline sudah bagus. Tapi sebagai atlet, dirinya mengeluhkan suhu di Timika yang agak panas, dan itu sangat mempengaruhi ban meja.
"Itu mempengaruhi banget. Trus kita jadi senewen karena gerah,"akunya.
Satu hal juga yang diharapkan Angeline pada PON berikutnya, harus disediakan meja yang berbeda bagi setiap atlet untuk melakukan pemanasan.(HumasPONXX/Selvi/Sianturi/ode)
Laga final yang digelar di GOR Biliar SP 2, Timika pada Selasa (12/10/2021) berakhir dengan skor 7-2. Sejak awal pertandingan pebiliar berkuncie kuda ini sudah menguasai pertandingan. Sampai keduanya meminta time out, skor sudah 3-1.
Annabel hanya bisa memenangkan satu game lanjutan, hingga berakhir dengan skor 7-2.
Angeline tidak melakukan selebrasi apapun usai memenangkan pertandingan. Dia terlihat tetap santai meninggalkan arena.
Angeline menyatakan, tidak terlalu kesulitan saat bermain, karena yang dihadapi adalah pemain muda. "Dia sih pemain muda maksudnya regeneration, saya kan veteran,"tuturnya.
Tapi hal itu dirinya tidak meremehkan lawan dan tetap fokus bermain. PON Papua kata dia, banyak melahirkan pemain yang tergolong baru. Tapi sesama pebiliar sudah saling mengenal dan tahu cara bermain setiap pemain.
Angeline mengatakan, sangat berkeinginan menyumbang medali emas kepada Jawa Tengah. Sebab PON Papua merupakan pertama kalinya bagi Angeline mewakili Jateng.
Selama ini mewakili DKI Jakarta dan terakhir dapat emas di PON 2012. Pada PON 2016 hanya mendapatkan satu perunggu.
PON XX Papua ini, Angeline mengikuti empat nomor. Tiga nomor sudah dituntaskan dengan capaian satu perunggu pada nomor 10 ball double. Kemudian emas di nomor 9 ball single.
Satu nomor lagi akan dimainkan Angeline di nomor 9 ball double. Dirinya tetap berharap, bisa menggandakan kemenangan. "Tapi kalau double kerjasama berdua jadi belum bisa jamin. Tapi saya optimis sih," ujar Angeline.
Ditanya mengenai venue biliar yang digunakan selama PON, menurut Angeline sudah bagus. Tapi sebagai atlet, dirinya mengeluhkan suhu di Timika yang agak panas, dan itu sangat mempengaruhi ban meja.
"Itu mempengaruhi banget. Trus kita jadi senewen karena gerah,"akunya.
Satu hal juga yang diharapkan Angeline pada PON berikutnya, harus disediakan meja yang berbeda bagi setiap atlet untuk melakukan pemanasan.(HumasPONXX/Selvi/Sianturi/ode)