500 Drone Hiasi Langit di Stadion Mandala Saat Pembukaan Peparnas 2021
pada tanggal
08 November 2021
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Sebanyak 500 drone akan menghiasi langit Papua saat pembukaan Pekan Paralimpik Nasional atau Peparnas XVI 2021 di Stadion Mandala, Jayapura, Papua.
Ketua Opening and Closing Ceremony (OCC) Papernas Papua 2021, Toton Hutomi Ratusan mengatakan ratusan drone tersebut didatangkan dari California dan Dubai. "Pilotnya didatangkan dari Eropa dan Singapura," kata Toton dalam keterangan tertulis National Paralympic Committee atau NPC pada Jumat, 5 November 2021.
Toton Hutomi menjelaskan, atraksi ratusan drone tersebut menunjukkan bahwa Jayapura merupakan salah satu kota elite yang diperhitungkan dalam kancah internasional. Dalam upacara pembukaan tersebut, atraksi drone dibuat semirip mungkin dengan pembukaan Olimpiade Tokyo yang baru berlangsung beberapa bulan lalu.
"Semua yang ditampilkan tidak akan kalah dengan pembukaan Olimpiade Tokyo karena setidaknya ada 2800 orang yang terlibat dalam agenda ini," kata Toton. Upacara pembukaan Peparnas 2021 dihadiri oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dalam acara tersebut, sekitar 779 aparat gabungan TNI dan Polri mengamankan acara.
Peparnas Papua mempertandingkan 12 cabang olahraga dengan 602 nomor pertandingan. Tak kurang dari 1.985 atlet dari 34 provinsi bersaing dalam pesta olahraga untuk atlet difabel terbesar di Tanah Air tersebut. Lima atlet difabel Papua mengarak api Peparnas pada seremoni pembukaan.
Mereka adalah Menisa Rumase Numberi dari cabang olahraga renang, Lince Suebu dari cabang olahraga renang, Dapil Bayage dari cabang olahraga atletik, Hidayani dari cabang olahraga atletik, dan Marinus Melianus Youwe dari cabang olahraga renang. Setelah api di kaldron menyala, kembang api bersahut-sahutan memeriahkan langit Papua.
Seusai kembang api, 500 drone beterbangan ke sana ke mari. Seorang atlet difabel, Susan mengatakan, pembukaan Peparnas Papua adalah pengalaman baru bagi para penyandang disabilitas. "Saya berharap difabel tidak dipandang sebelah mata lagi, namun tetap mendapat tempat yang sejajar dengan yang lain," katanya. (Cheta Nilawaty P.|Tempo)