Ridwan Kamil Sebut Bandung Harusnya Jadi Ibu Kota Negara, Bukan Jakarta
pada tanggal
28 Januari 2022
BANDUNG, LELEMUKU.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan bagaimana awalnya Jakarta tak dipersiapkan jadi ibu kota negara. Hal ini didasarkan pada kajian sejarah yang menyebutkan bahwa pada zaman pemerintah kolonial, hanya ada tiga lokasi yang sempat disurvei untuk dijadikan ibu kota negara yaitu Bandung, Malang dan Surabaya.
"Jadi saya baca sebenarnya di zaman kolonial Batavia itu tidak cocok jadi ibu kota," ujar Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil dalam keterangan resmi, Rabu, 26 Januari 2022.
Ketika ada pandemi malaria dan memakan korban hingga ribuan orang di Batavia, maka pemerintah kolonial berencana memindahkan ibu kota. Untuk itu tiga lokasi calon ibu kota negara disurvei yaitu Malang, Surabaya, dan Bandung. "Yang dipilih adalah Bandung dengan segala perhitungan," tutur Emil.
Rencana pemerintahan kolonial memindahkan ibu kota ke Bandung saat itu, kata Emil, terbukti berpindahnya kantor pemerintahan hingga markas militer.
"Pindahlah semua militer di Indonesia ngumpulnya di Bandung dan Cimahi. Pindahlah Kementerian Perhubungan, makanya PT KAI sampai sekarang kantor pusatnya di Bandung. Pindahlah Kementerian ESDM, makanya ada museum geologi," ucapnya.
Namun hal itu tak berlangsung lama karena tak lama Jepang datang ke Indonesia. "Akan tetapi Jepang keburu datang. Terputuslah ibu kota negara versi pemerintah kolonial itu oleh takdir sejarah. Jadi Jakarta itu tidak pernah didesain sebagai ibu kota," tutur Emil.
Oleh karena itu, menurut Emil, pada intinya pemerintah Indonesia belum punya ibu kota yang secara fundamental mewakili nilai kebangsaan. Akibatnya, Jakarta berkembang menjadi mesin ekonomi dominan dan mengambil banyak peran sangat besar.
"Republik ini sebelumnya tidak pernah punya sejarah mendesain ibu kotanya yang benar fundamental dan mewakili semua nilai kebangsaan, itu belum pernah ada di Jakarta," katanya. "Akibatnya apa, Jakarta mengambil semua peran sebagai kota bisnis, kota pemerintahan, kota pendidikan."
Dengan terlalu vital roda pemerintahan dan ekonomi yang bertumpu di Jakarta itu pula, menurut dia, segala bentuk gejolak di Jakarta bisa beresiko melumpuhkan aktivitas keduanya dengan mudah. "Oleh karena itu ada yang nanya melumpuhkan Jakarta mah oleh sebuah demo politik ekonomi," tuturnya.
Ia pun mengomentari soal rencana pemindahan ibu kota negara. Ridwan Kamil menilai hal itu sudah diusulkan sejak zaman Presiden Soekarno. "Saat itu Bung Karno menghitung Kalimantan jadi ide ini sudah datang lama. Cuma Bung Karno memilihnya Palangkaraya," kata dia. (Tempo)