Rusia Minta NATO dan Uni Eropa Hentikan Pasokan Senjata ke Ukraina
pada tanggal
07 Maret 2022
Kondisi bangunan apartemen yang hancur akibat serangan Rusia, di Chernihiv, Ukraina, 3 Maret 2022 - (Roman Zakrevskyi| Reuters) |
MOSKOW, LELEMUKU.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu, 5 Maret 2022, menyerukan pada negara-negara anggota Uni Eropa dan NATO, agar berhenti mengirimkan senjata ke Ukraina. Sebab Moskow saat ini waswas rudal-rudal portable Stinger anti-udara bisa berakhir di tangan – tangan teroris.
Rusia menilai rudal Stinger ini bisa menjadi ancaman bagi maskapai penerbangan.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Dalam 11 hari invasi Rusia ke Ukraina, jumlah pengungsi Ukraina pada Minggu, 6 Maret 2022, sudah mencapai 1,5 juta. Ukraina mendesak negara-negara Barat agar menjatuhkan lebih banyak sanksi ke Rusia, termasuk sanksi yang mengincar senjata-senjata Negara Beruang Merah tersebut.
Upaya gencatan senjata yang dilakukan pada Sabtu, 5 Maret 2022, oleh Rusia dan Ukraina, gagal. Gencatan senjata tersebut awalnya ditujukan memberikan waktu pada warga sipil untuk meninggalkan Kota Mariupol dan Volnovakha, yakni dua Kota di selatan Ukraina, yang diduduki oleh tentara Rusia.
Sebagian besar warga Ukraina melarikan diri ke negara tetangga seperti Polandia, Rumania, Slovakia dan negara lainnya. Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyerukan pada warga Ukraina yang tinggal di wilayah yang diduduki tentara Rusia agar melawan.
Tim negosiator menyebut Rusia dan Ukraina akan melanjutkan pembicaraan perihal gencatan senjata pada Senin, 7 Maret 2022, meskipun Moskow tidak menyebutkannya secara detail.(Reuters/Tempo)