Kembali Terpilih Emmanuel Macron Raih Pengaruh Baru di Eropa
Namun, dengan terpilihnya kembali Macron sebagai presiden Prancis pada pemilihan pada Minggu (24/4), ia kini berhasil menyematkan peran lainnya yaitu di antaranya menggantikan Merkel sebagai pemimpin de-facto Uni Eropa setelah ia menyerukan pesan untuk menjadikan Uni Eropa yang lebih kuat dan kompak, khususnya setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi.
“Merkel seorang manajer krisis tetapi tidak punya visi,” kata Sebastien Maillard, direktur dari lembaga kajian Delors Institute di Paris. “Macron punya visi yang jelas mengenai integrasi Eropa seperti apa yang ia inginkan.”
Jadi tidak mengherankan, ketika kebanyakan pemimpin Eropa menyambut gembira kemenangan Macron atas pemimpin ekstrem sayap kanan Marine Le Pen, yang hendak merombak secara drastis dan memperlemah blok beranggotakan 27 negara itu.
“Pada masa kisruh ini, kita membutuhkan sebuah Eropa yang kompak dan Prancis berkomitmen penuh terhadap (perwujudan) Uni Eropa yang berdaulat dan lebih strategis,” demikian cuitan dari Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
Masa jabatan Macron yang kedua sebagai presiden Perancis akan membantunya mendorong tercapaianya sejumlah target tersebut. Sejauh mana target tersebut dapat tercapai tidak hanya bergantung pada kerja sama dari para pemimpin Uni Eropa lainnya, tetapi juga apa yang terjadi di Perancis, dimulai dengan hasil pemilihan parlemen pada Juni mendatang. (VOA)