Menkeu Rusia Berencana Hadiri Pertemuan G20 di Indonesia Secara Virtual
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan Wempi Saputra mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan mengundang Ukraina ke pertemuan, yang akan diadakan pada 20 April di Washington "untuk membahas dampak konflik di Ukraina terhadap kondisi ekonomi global."
"Kami tidak memiliki kapasitas untuk tidak mengundang (anggota mana pun)," kata Wempi. "Sebagai presiden, Indonesia telah mengundang semua anggota, dan mulai hari ini ada yang sudah konfirmasi kehadiran fisik dan ada yang virtual."
Masalah keanggotaan G20 Rusia telah memecah kelompok tersebut yang mengundangan seruan keras dari negara-negara Barat agar Moskow dikeluarkan. Namun sejumlah negara, termasuk China, tetap mendukung Moskow sebagai anggota.
Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari G20, dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan memboikot beberapa pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner menambahkan suaranya ke Yellen dalam menolak segala bentuk kerja sama dengan Rusia di tingkat G20.
"Rusia saat ini bukanlah negara yang dapat berinteraksi seperti di masa lalu," kata Lindner. "Kami berasumsi bahwa G20 akan berlangsung minggu depan dan kami akan mengirim pesan politik yang jelas."
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari untuk apa yang dia sebut "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi negara itu. Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Moskow mengatakan Putin bermaksud menghadiri KTT G20 di Bali pada November.
Indonesia, yang juga akan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan G20 pada bulan Juli, mengatakan bahwa posisi Jakarta adalah netral dan bermaksud menggunakan kepemimpinan G20 untuk mencoba menyelesaikan masalah ekonomi global. (VOA)