Pemerintah Indonesia Prediksi 85 Juta Warga Lakukan Mudik Lebaran 2022
pada tanggal
23 April 2022
Warga menaiki kapal penyeberangan untuk mudik di Pelabuhan Poetere, Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Mei 2021. - (Yayank Stiv | BenarNews) |
JAKARTA PUSAT, LELEMUKU.COM - Pemerintah Indonesia memprediksi 85 juta orang akan melakukan perjalanan mudik lebaran menyambut Hari Raya Idul Fitri tahun ini, menyusul pelonggaran aturan perjalanan karena kasus COVID-19 yang semakin menurun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah pemudik tahun ini diperkirakan meningkat 40 persen dibanding 2019 menyusul kebijakan pemerintah yang mengizinkan masyarakat melakukan mudik untuk pertama kalinya sejak pandemi lebih dari 2 tahun lalu.
“Ada 85 juta yang diprediksi mudik kali ini,” kata Budi saat melakukan peninjauan persiapan mudik di jalan tol Jumat. “Sekitar 47 persen dari pemudik tersebut menggunakan jalur darat,” ujarnya.
Idul Fitri tahun ini diperkirakan jatuh pada tanggal 2 Mei, tergantung hasil pengamatan bulan yang menandakan mulainya bulan Syawal.
Presiden Joko “Jokowi”Widodo mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga keselamatan dan kesehatannya selama perjalanan dan mengharapkan pelonggaran ini tidak menciptakan lonjakan kasus COVID-19.
"Jangan sampai ada lonjakan kasus yang tak terkendali setelah kita merayakan hari raya," kata Jokowi, Kamis, seperti dikutip Antara.
Guna mengantisipasi kekhawatiran itu, Jokowi sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan peraturan-peraturan perjalanan mudik lebaran tahun ini secara ketat dan terperinci yang akan disampaikan pekan depan.
Dia juga meminta masyarakat lebih waspada dengan risiko penularan saat merayakan Idul Fitri akibat kegiatan mudik yang diperkirakan akan sangat padat.
Menurut Jokowi, setidaknya 23 juta mobil pribadi dan 17 juta sepeda motor akan memadati jalanan di Pulau Jawa saat arus mudik tahun ini.
Pemerintah melaporkan kasus positif COVID-19 di Indonesia pada Jumat bertambah 922 menjadi 6.038.664 kasus.
Data Kementerian Kesehatan mencatat kasus sembuh sebanyak 2.275 orang menjadi total 5.820.179 orang. Jumlah pasien COVID-19 yang meninggal bertambah 26 atau menjadi 155.820 orang.
Terkait mudik, Budi meminta kepada semua pemangku kepentingan memberikan masukan kepada kementerian yang dipimpinnya untuk direkomendasikan kepada Jokowi.
Budi menegaskan akan terus meningkatkan koordinasi dan sosialisasi kebijakan mudik tahun ini termasuk dengan polisi.
Pemerintah memberikan syarat yang ketat bagi mereka yang akan melakukan mudik Idul Fitri 2022 sebagai berikut:
Pertama, orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lanjutan alias booster tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen.
Kedua, masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 1 x 24 jam atau hasil negatif tes RT PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan sebagai syarat perjalanan.
Kemudian, orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Selain itu, calon pemudik dengan kondisi kesehatan khusus yang menyebabkan pelaku perjalanan tidak dapat menerima vaksinasi wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Anak dengan usia di bawah 6 tahun dikecualikan terhadap ketentuan vaksinasi dan tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen, namun wajib melakukan perjalanan dengan pendamping perjalanan yang telah memenuhi ketentuan vaksinasi dan pemeriksaan Covid-19.
Budi mengatakan dengan animo masyarakat yang tinggi untuk mudik, dia ingin mengatur perjalanan mudik yang aman dan sehat.
“Kelancaran, keselamatan, dan disiplin prokes menjadi keharusan,” kata Budi, menambahkan puncak arus mudik lebaran diperkirakan akan terjadi pada Jumat 29 April 2022.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengingatkan pemerintah agar pelonggaran ini dilakukan secara hati-hati guna mencegah penularan.
“Pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat dilakukan secara sistematik dan bertahap berbasis data yang tersedia dan dianggap valid,” kata Pandu kepada BenarNews pada Jumat (15/4).
Menurut Pandu, pada pekan depan Kementerian Kesehatan akan mengumumkan hasil o survei Jawa-Bali Maret 2022 yang mendukung kepercayaan pemerintah bahwa mudik diharapkan tidak akan buruk terhadap pandemi di Indonesia. (Dandy Koswaraputra | BenarNews)