Virus COVID-19 Terus Menyebar, Warga Beijing Timbun Makanan
Ibu kota China itu juga melaporkan 14 kasus lokal baru yang dikonfirmasi dan lima kasus lokal baru tanpa gejala dalam 24 jam terakhir hingga tengah malam.
Antrean panjang tampak di pasar-pasar swalayan di pusat kota. Pembeli mengambil beras, mie, sayuran dan produk lainnya, sementara pekerja toko bergegas mengisi kembali rak-rak yang kosong.
Seorang wanita, Zhang, membawa dua tas penuh sayuran, telur, dan pangsit beku. Dia ingin membeli "sedikit" lebih banyak dari biasanya, cukup untuk bertahan sekitar satu minggu, untuk konsumsi dua orang dalam rumah tangganya. "Kami khawatir jika layanan logistik terputus, pasokan tidak akan memenuhi permintaan kami," ujarnya.
Liang, ayah dari seorang putri usia dua tahun, mengatakan ia tidak khawatir akan terjadi lockdown di Beijing, tetapi ia perlu berjaga-jaga untuk keluarganya.
"Saya tidak khawatir. Keluarga saya meminta saya untuk menyiapkan stok makanan lebih banyak, jadi saya lakukan saja karena kami punya anak."
Pembeli lain mengungkapkan tidak tahu harus menimbun apa. Ia membeli bahan pangan yang mudah disimpan, sayuran, dan camilan untuk anak-anak.
Juga dilaporkan bahwa Beijing Senin mulai melakukan tes massal terhadap jutaan penduduknya dan menutup kawasan perumahan dan bisnis di tengah perebakan COVID-19.
Warga dan pelaku perjalanan ke distrik tengah Chaoyang, tempat 10 siswa sekolah menengah dinyatakan positif COVID-19 pada akhir pekan, serta distrik-distrik di sekitarnya pada Senin diminta melakukan tes virus corona. Sebagian penduduk di Chaoyang yang lebih dekat dengan sekolah itu diminta untuk tetap di rumah sampai hasil tes virus corona mereka keluar.
Walaupun hanya lebih dari 40 kasus ditemukan dari lebih 21 juta penduduk kota itu sejak wabah muncul Jumat, pihak berwenang telah menerapkan langkah-langkah ekstrem untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
China melakukan kebijakan "nol-COVID" yang ketat bahkan dalam menghadapi varian omicron yang sangat menular. (V0A)