Komite DPR Lanjutkan Sidang Kesaksian Kerusuhan Capitol 6 Januari
pada tanggal
14 Juni 2022
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Sejauh ini, para anggota komite menyalahkan mantan Presiden dari Partai Republik, Donald Trump dan pendapatnya yang terus berlanjut bahwa pemilihan November 2020 telah dicuri darinya. “Kita bejuang habis-habisan, dan jika kita tidak bertarung habis-habisan, kita tidak akan memiliki negara lagi,” tegasnya.
Anggota DPR , Adam Schiff, salah seorang Demokrat pada komite bipartisan ini, Minggu (12/6) kepada program televisi ABC “This Week” mengatakan, “Bukti sangat kuat bahwa Donald Trump mulai mengatakan kebohongan besar ini, bahkan sebelum pemilu di mana ia mengatakan bahwa setiap surat suara yang dihitung setelah Hari Pemilihan akan dicurigai. Kebohongan itu berlanjut setelah pemilu dan akhirnya menyebabkan massa ini berkumpul dan menyerang Gedung Capitol.”
Para anggota DPR yang mengingat kembali peristiwa itu memusatkan perhatian pada kelambanan Presiden Trump saat itu, ketika para pendukungnya berubah melakukan kekerasan. Sebagian meneriakkan agar Wakil Presiden Mike Pence digantung jika Pence tidak mengambil tindakan luar biasa untuk menggagalkan hasil pemilu itu.
Liz Cheney, salah seorang dari dua anggota Partai Republik pada komite penyelidikan DPR berbicara pada sidang kesaksian yang dilaporkan oleh kantor berita AP. “Presiden Trump berteriak, dan dikutip mengatakan ‘sangat marah’ kepada penasihat yang mengatakan kepadanya bahwa ia perlu bertindak lebih banyak ((untuk menghentikan kekerasan)). Dan Ia mengetahui teriakan-teriakan para perusuh untuk menggantung Mike Pence. Presiden menanggapi sentimen ini dikutip mengatakan 'Mungkin pendukung kita punya ide tepat Mike Pence,' pantas mendapatkannya.'”
Cheney kemudian menyebut keengganan rekan-rekannya dari Partai Republik untuk menentang mantan presiden itu sebagai tindakan tidak terhormat. Anggota lain di partainya ingin melangkah ke depan, bukan kembali ke masa lalu.
Don Bacon dari Partai Republik yang mewakili negara bagian Nebraska berbicara hari Minggu di acara “Meet the Press” televisi NBC.
“Saya beranggapan begini: Trump sudah tidak menjabat lagi. Saya rasa kita harus lebih memandang ke depan mengenai hal ini, tetapi kita akan melihat bukti apa yang muncul terkait mantan presiden. Saya hanya akan mengatakan, apa yang ia lakukan itu salah. Ia seharusnya angkat bicara. Kalau soal hukum, saya agak kurang yakin. Saya bukan pengacara.”
Dalam sidang dengar pendapat itu, aparat penegak hukum memberikan kesaksian tentang peristiwa tak terlupakan pada 6 Januari 2021 tersebut.
Polisi Capitol A.S. Caroline Edwards dalam kesaksiannya mengatakan, “Yang saya saksikan adalah sebuah adegan perang, seperti yang saya saksikan pada film-film. Saya tidak bisa percaya melihatnya dengan mata sendiri. Ada petugas di lapangan. Mereka berdarah. Mereka muntah. Saya melihat rekan-rekan berlumuran darah di wajahnya. Saya tergelincir dalam ceceran darah orang. ”
Lebih dari 800 orang sejauh ini telah ditangkap sehubungan dengan serangan di gedung Capitol itu. Sementara itu di pihaknya, Trump menjuluki anggota komite sebagai "peretas politik."
Kerusuhan terjadi dua minggu sebelum Joe Biden dari Partai Demokrat dilantik sebagai presiden Amerika Serikat ke-46. (VOA)