Obat Malaria Biru Alami Kelangkaan, John Rettob Ajak Warga Mimika Tak Khawatir
TIMIKA, LELEMUKU.COM - Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menghimbau kepada masyarakat Mimika agar tidak perlu khawatir dengan kelangkaan obat malaria sejak dua minggu terakhir.
"Saat ini Indonesia kekurangan bahan baku untuk pembuatan obat malaria, sehingga kekurangan obat malaria itu terjadi di seluruh Indonesia, pabrik di Indonesia belum buat," kata Wabup, Kamis (9/6/2022).
Wabup John menjelaskan, kebutuhan akan obat malaria sangat tinggi yaitu mencapai 30 sampai 40 persen di Kabupaten Mimika yang disebabkan Kabupaten Mimika merupakan daerah endemik malaria.
Kendati demikian, masyarakat tidak perlu khawatir sebab, Pemkab Mimika sementara tengah meminta bantuan dari daerah lain agar bisa mencukupi permintaan obat malaria biru di Timika.
"Memang di Mimika kebutuhan obat terbanyak, karena kita sebagai daerah endemik malaria dan kita memberikan sumbangsih 30 persen untuk Indonesia, jadi obat-obatan malaria itu 30 sampai 40 persen itu ada di Mimika," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan obat malaria di Timika, pihak Dinas Kesehatan akan berkoordinasi dengan daerah lain untuk membantu pasokan obat malaria biru ke Timika.
"Kita berharap ada beberapa daerah yang mungkin bisa membantu kita dalam obat malaria, tapi secara nasional pemerintah melalui Kemenkes lagi meminta kepada pabrik untuk memproduksi secepat mungkin, karena kami membutuhkan obat malaria," ungkapnya.
Walaupun ketersediaan obat malaria biru kosong namun pengobatan malaria tetap akan dilakukan, karena selain obat malaria biru, ada juga beberapa obat malaria yang sering digunakan oleh masyarakat, seperti obat kina dan obat kloroquen dan juga suntikan malaria.
"Jadi kepada seluruh masyarakat Mimika tidak usah khawatir dengan kekurangan obat malaria, kita tetap lakukan pengobatan tapi yang paling penting adalah pencegahannya," kata Wabup. (Ricky Lodar)