Eliaser Baye, Pendeta GKII di Yeretma Jadi Korban Penyerangan Bersenjata di Nduga
JAKARTA, LELEMUKU.COM – Sinode Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) menyatakan bahwa pelayan gereja mereka merupakan korban penyerangan kelompok separatis di Kabupaten Nduga.
"Pdt Eliaser Baye, STh. Gembala kita GKII (Kemah Injil) di Daerah Yeretma, Kabupaten Nduga ikut menjadi korban tewas dalam penembakan warga sipil oleh kelompok bersenjata. ," tulis Ketua Sinode GKII Pusat, Pdt.Dr.Daniel Ronda dalam rilis yang diterima Lelemuku.com pada Minggu (17/7/2022).
Ia juga mengharapkan agar semua umat GKII agar mendoakan kedamaian di Tanah Papua, serta mendoakan dukungan pelayanan penginjilan di daerah tersebut.
"Bapak dan Ibu mohon doa untuk Papua; Doakan keluarga dan pelayanan di sana," ajak dia.
Sebelumnya Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring menyatakan satu orang dari 12 orang masyarakat sipil menjadi korban penyerangan di Kampung Nonggoloit, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu (16/7/2022) pagi adalah seorang pendeta di Kampung Nonggoliat yang bernama Pendeta Elias Baye.
“Kita mengecam aksi keji ini hingga merenggut banyak nyawa masyarakat sipil termasuk seorang pelayan Tuhan yang seharusnya dihormati dan dilindungi dari tindak kekerasan. Kalau pelayan Tuhan saja berani di bunuh secara sadis, apakah masih bisa dikatakan orang tersebut beriman,” ujar Danrem.
Danrem menyampaikan bahwa Pendeta Elias yang berasal dari Kampung Wosak, Distrik Wosak, Nduga tersebut meregang nyawa setelah dibacok dan menerima tembakan dari kelompok separatis pimpinan Army Tabuni.
“Laporan awal menyebutkan jumlah mereka diperkirakan sekitar 20 orang dan menggunakan 8 pucuk senjata api untuk melakukan penjarahan, penembakan dan pembunuhan terhadap masyarakat pendatang yang melintas dan berjualan di kios di Kampung Nonggoloit,” ujarnya.
Jenazah pendeta, lanjut Dandrem telah diambil oleh pihak keluarga dan akan dimakamkan di Distrik Kenyam.
Ia merinci total korban adalah 10 orang meninggal dunia dan 1 orang luka berat serta 1 orang luka ringan. 11 orang korban lainnya telah dievakuasi menggunakan alat angkut udara menuju Timika pada sore hari.
“Kita sudah melaksanakan evakuasi dengan berkoordinasi bersama Kodam XVII/Cenderawasih, Polda Papua, Korem 174/ATW serta Lanud Timika untuk melaksanakan proses evakuasi korban menggunakan Heli Caracal TNI AU dan Heli Bell Polri dari Distrik Kenyam menuju Timika,” jelasnya.
Adapun 2 korban luka-luka dievakuasi dengan menggunakan Heli Bell Polri, 3 korban Meninggal dunia dievakuasi menggunakan pesawat Rimbun Air dari Polda, 6 korban MD dievakuasi dengan menggunakan Heli Caracal milik TNI AU dan 1 korban telah diambil keluarganya guna dimakamkan di Kenyam Kabupaten Nduga.
Terakhir Danrem menyatakan aparat gabungan TNI-Polri dari Satgas Kodim Pegubin Yonif PR 431/SSP, Personel Satgas Damai Cartenz dan Polres Nduga telah bersiaga di tempat kejadian Kampung Nanggoloit untuk mengantisipasi aksi lanjutan dari kelompok separatis di wilayah yang bakal menjadi bagian dari Provinsi Papua Pegunungan tersebut.
Adapun data dari korban sebagai berikut :
1. Yulius Watu , 23 tahun, laki-laki, swasta, asal NTT (meninggal).
2. Hubertus / Habertus Goti, 41 tahun, laki-laki, swasta, asal NTT (meninggal).
3. Johan, 26 tahun, laki-laki, swasta, asal NTT (meninggal).
4. Daeng Marannu / Maramhli , 42 tahun, laki-laki, ustadz, asal Sulsel (meninggal).
5. Taufan / Taufah Amir, 42 tahun, laki-laki, swasta , asal Sulsel (meninggal).
6. Mahmud Ismaul, 50 tahun, laki-laki, supir Bupati Nduga (meninggal)
7. Alex, 45 tahun, laki-laki, swasta ,asal Maluku (meninggal).
8. Yuda Nurusinga / Gurusinga, 22 tahun, laki-laki, swasta, asal Sumut (meninggal).
9. Eliaser Baner Erbaye , 54 tahun, laki-laki, Hamba Tuhan, asal Papua (meninggal).
10. Sirajudin, 27 tahun, laki-laki, swasta (meninggal).
11. Sudirman / Sudarmintao , 36 tahun, laki-laki, swasta, asal Sulsel (luka bacok di tangan sebelah kiri).
12. Hasjon / Nasjen, 41 tahun, laki-laki, swata, asal Sulsel (luka ringan akibat rekoset peluru).
(Albert Batlayeri)