Joe Biden dan PM Israel Tanda Tangani Deklarasi Keamanan untuk Melawan Nuklir Iran
pada tanggal
14 Juli 2022
YERUSALEM, LELEMUKU.COM - Presiden AS Joe Biden, Kamis (14/7) bertemu dengan para pemimpin Israel, dengan isu-isu keamanan, perang di Ukraina dan hubungan AS-Israel dalam agenda mereka, sewaktu Biden melakukan lawatan pertamanya ke Timur Tengah sejak ia menjabat.
Biden dan PM sementara Israel Yair Lapid menandatangani deklarasi bersama yang menegaskan komitmen AS untuk memperkuat kemampuan Israel dalam membela diri.
“AS menekankan bahwa bagian integral dari tekad ini adalah komitmen untuk tidak pernah membiarkan Iran memiliki senjata nuklir, dan bahwa AS siap menggunakan semua unsur dari kekuatan nasionalnya untuk memastikan hasil tersebut,” kata dokumen itu. “AS lebih jauh menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan mitra-mitra lain untuk menghadapi agresi dan aktivitas mendestabilisasi oleh Iran, baik melakukannya secara langsung atau melalui proksi dan organisasi teroris seperti Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Palestina.”
“Menurut saya, mayoritas luas publik Amerika, bukan hanya pemerintahan saya, sepenuhnya dicurahkan untuk keamanan Israel,” kata Biden kepada wartawan seusai bertemu Lapid.
Israel adalah pengkritik utama perjanjian internasional yang ditandatangani tahun 2015 antara Iran dan sekelompok negara kuat dunia yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi. Biden menjabat sebagai wakil presiden sewaktu perjanjian itu ditandatangani. Pendahulunya, mantan presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada tahun 2018.
“Kami membahas ancaman Iran. … Tidak akan ada nuklir Iran,” kata Lapid. “Ini bukan hanya ancaman bagi Israel, tetapi bagi dunia, dan kami membahas beberapa isu lainnya yang akan kami bahas sendiri.”
Ada beberapa upaya belakangan ini untuk membawa AS dan Iran kembali ke perjanjian itu, termasuk dengan melakukan pembicaraan tidak langsung di Wina.
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan dari pihak AS, “pintu terbuka bagi diplomasi.”
“Jika Iran ingin menandatangani kesepakatan yang telah dinegosiasikan di Wina, telah sangat jelas bahwa kami siap melakukan itu,” kata pejabat itu. “Pada saat yang sama, jika mereka tidak siap, kami akan terus meningkatkan tekanan sanksi-sanksi kami. Kami akan terus meningkatkan isolasi diplomatik Iran.”
Deklarasi AS-Israel itu juga mencakup komitmen untuk “terus membahas tantangan dan peluang dalam hubungan Israel-Palestina.”
“Presiden Biden menegaskan kembali dukungan lama dan konsistennya bagi solusi dua negara dan untuk maju untuk mewujudkan kenyataan di mana Israel dan Palestina sama-sama dapat menikmati tingkat keamanan, kebebasan dan kemakmuran yang setara. AS siap bekerja sama dengan Israel, Otoritas Palestina dan para pemangku kepentingan ke arah tujuan itu,” kata dokumen tersebut.
Para pemimpin AS, Israel, India dan Uni Emirat Arab mengadakan pembicaraan hari Kamis dalam pertemuan pertama kelompok yang dikenal sebagai I2U2, dengan fokus kerja sama dalam bidang air, energi, transportasi, Antariksa, kesehatan dan ketahanan pangan. Dalam pernyataan bersama, mereka meminta perhatian pada proyek bernilai $2 miliar untuk mengatasi masalah ketahanan pangan dengan mengembangkan “taman-taman pangan terpadu di seluruh India yang akan menggabungkan teknologi cerdas iklim mutakhir untuk mengurangi limbah dan pembusukan makanan, menghemat air bersih, dan menggunakan sumber-sumber energi terbarukan.”
Proyek lainnya melibatkan pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga angin dan sinar matahari di negara bagian Gujarat, India.
Biden hari Kamis juga bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Kedua pemimpin itu diperkirakan akan membahas hubungan Israel yang mulai berkembang dengan negara-negara lain di kawasan, termasuk dengan Uni Emirat Arab, Turki dan Yordania.
Menyusul pembicaraan hari Kamis di Yerusalem, Biden dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas pada hari Jumat.
Selain itu, AS siap mengumumkan apa yang disebut seorang pejabat senior pemerintah sebagai “paket dana signifikan” untuk rumah sakit-rumah sakit di Yerusalem Timur. Pengumuman lainnya rencananya akan mencakup pembangunan ekonomi Palestina, seperti pembangunan jaringan nirkabel 4G di Gaza dan Tepi Barat. (VOA)