Kinerja Pelayanan Bidang Kesehatan Tahun 2022 di Papua Semakin Meningkat
Hal tersebut terlihat dari upaya pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sejak 26 Maret 2020, yaitu 48.679 kasus dengan 1 persen angka kematian dan 99 persen angka kesembuhan serta cakupan vaksinasi yang merata di Provinsi Papua.
Menurut Kayame, pencapaian positif itu dapat dicapai berkat komitmen Gubernur Lukas Enembe, S.I.P., MH yang menjadikan Papua sebagai daerah pertama di Indonesia yang melakukan lockdown atau kebijakan menutup akses keluar masuk jalur penerbangan maupun perairan.
Keberhasilan ini juga terwujud atas dukungan penuh dan kerjasama dari seluruh stakeholder dan lapisan masyarakat di Provinsi Papua.
“Ini merupakan kondisi dimana kinerja teman-teman pelayanan di 45 rumah sakit dan 16 rumah sakit rujukan sangat maksimal,” ungkap dia saat kegiatan Ekspose Kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Bidang Kesehatan di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pada Selasa, 5 Juli 2022.
Hal senada diungkapkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, dr. Daisy C. Urbinas yang menjelaskan bahwa pihaknya telah berhasil menyelesaikan klaim pasien Covid-19 secara baik dan tuntas ke Kemenkes. Dana tersebut menjadi sumber pendapatan RSUD Abepura untuk menunjang keberlangsungan pelayanan di tahun 2022.
“Dalam indikator nasional mutu rumah sakit tahun 2021 pada indikator kepuasan pasien RSUD Abepura mencapai 28 melebihi target 76,61 persen,” ujar dia.
RSUD Abepura juga telah menyusun dan menetapkan 35 alur klinis sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan, bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan renovasi 2 ruangan untuk dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang rawat Covid-19 sesuai standar nasional dengan ruangan bertekanan negatif, pintu interlock dengan kapasitas 36 tempat tidur.
Daisy menjelaskan RSUD Abepura mendapat bantuan hibah alat kedaruratan dari Kemenkes berupa 12 TT, 6 unit ventilator, 12 unit bed side monitor, 12 unit syringe pump, 12 unit infuse pump, 3 unit EKG dan MoU dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura dan RS Siloam Tangerang terkait pelayanan bedah saraf.
Pencapaian lainnya seperti uji coba pendaftaran pasien rawat jalan secara online via website dan memperluas cakupan pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk poli jantung, urologi, dan bedah saraf serta keberhasilan dalam operasi sulit.
RSUD Abepura telah menerapkan remunerasi pembayaran jasa dan menjadi tempat belajar terkait akreditasi bagi RSUD yang berproses akreditasi, seperti RSUD Puncak Jaya dan RSUD Nabire.
“Pada bulan Desember 2022 dan tahun 2023 kami mempersiapkan lahan baru seluas 2 hektar di kilo 9 Koya untuk apartemen karyawan dan rumah jabatan,” kata Daisy.
Selanjutnya Direktur RSUD Jayapura, dr. Anton Motte menyampaikan bahwa pencapaian pihaknya dapat terlihat dari mulai terwujudnya 8 fungsi RSUD Jayapura dalam peningkatan kinerja pelayanan.
Fungsi-fungsinya yaitu sebagai corong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam diplomasi kesehatan di wilayah Pasifik Selatan dan memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya bagi Orang Asli Papua (OAP) sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2001.
RSUD Jayapura merupakan pusat rujukan pelayanan rumah sakit di Tanah Papua, pusat rujukan pelayanan nasional untuk wilayah Indonesia Timur, serta pusat pendidikan, pelatihan dan penelitian bagi profesi dokter, perawat, bidan, farmasi dan tenaga kesehatan lainnya disemua jenjang dengan prioritas bagi OAP.
Pihak RSUD Jayapura sendiri telah menjalankan prinsip-prinsip Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan target kemandirian layanan kesehatan, menjalankan tugas dan nilai luhur sesuai dengan evidance base medicine atau bukti-bukti ilmiah.
“RSUD Jayapura sebagai wakil pemerintah pusat dalam hal ini kementerian kesehatan dalam kesehatan rujukan khususnya akreditasi rumah sakit dengan target Patient Safety atau keselamatan pasien,” sebut Motte.
Sementara itu, terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura dengan visi terwujudnya pelayanan kesehatan jiwa secara paripurna dan misi menyediakan sarana prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM) dan melaksanakan standar pelaksanaan operasional secara memadai.
Direktur dr. Guy Yama Emma Come. Mph mengungkapkan pihaknya melayani rawat darurat, rawat inap, rawat jalan, rehabilitasi medic, psikologi, rehabilitasi sosial, laboratorium atau patologi klinik, farmasi, gizi, pemulasaran jenasah atau mobil ambulans, elektromedik, psiko geriatric, forensik, keswamas dan napza.
Penanganan kunjungan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) semakin baik dilihat dari kunjungan pasien rawat inap tahun 2019 sebanyak 134 mengalami penurunan di tahun 2020 sebanyak 98 pasien dan 63 pasien di tahun 2021.
Sedangkan kunjungan pasien rawat jalan tahun 2019 sebanyak 326 pasien meningkat menjadi 345 pasien di tahun 2020 dan 922 pasien di tahun 2021.
Ema menambahkan pasien khusus anak remaja mengalami peningkatan sebanyak 2 hingga 3 persen yang ketergantungan terhadap ganja dan non zat, seperti gadget dan internet.
“Ini berdampak dan perlu perhatian dari kita semua untuk penanganan menjadi perioritas kami terhadap anak remaja, yaitu generasi emas Papua,” ungkapnya. (Laura Sobuber)