Menteri Pertanian Australia Murray Watt akan Bantu Indonesia untuk Atasi PMK
pada tanggal
14 Juli 2022
CANBERRA, LELEMUKU.COM - Menteri Pertanian Australia Murray Watt pada Kamis (14/7) akan membantu menilai tanggapan Indonesia terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak dan menawarkan bantuan untuk mencegah penyebarannya lebih lanjut.
Watt mengatakan, “Ini adalah penyakit yang sangat serius dan kita semua, baik di Indonesia maupun Australia, berkepentingan untuk membantu Indonesia mengatasi wabah, yang sedang mereka lakukan.”
Penyakit virus akut ini sangat menular pada hewan berkuku genap/belah dan kadang-kadang ditularkan ke manusia. PMK dideteksi di dua provinsi, Aceh dan Jawa Timur pada Mei lalu dan kemudian menyebar ke 20 provinsi lainnya, termasuk Bali, dalam dua bulan ini.
Watt mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mendukung upaya Indonesia menanggulangi penyebaran PMK di negara tetangga besar yang paling dekat dengan Australia ini.
Hingga Kamis, lebih dari 366 ribu hewan telah terjangkit PMK di 22 provinsi, sebagian besar di Jawa dan Sumatra.
Sedikitnya 2.400 ekor ternak mati karena penyakit itu, menurut data resmi dari Satgas PMK Nasional Indonesia.
Pemerintah telah memperingatkan semua peternak dan pedagang untuk memastikan hewan ternak yang mereka jual bebas dari penyakit itu, memerintahkan rumah pemotongan hewan untuk membunuh dan menguburkan semua hewan yang menunjukkan gejala PMK dan melakukan vaksinasi pada hewan-hewan yang rentan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah menyiapkan sekitar 3 juta dosis vaksin, sebagian besar dari Prancis. Hampir 500 ribu ekor hewan telah divaksinasi hingga Kamis.
Setelah pertemuan dengan Limpo di Jakarta, Watt mengatakan pemerintah Australia akan mengirim satu juta vaksin pada awal Agustus serta paket dana $337.600 untuk Meat and Livestock Australia, perusahaan independen yang meregulasi standar daging dan manajemen ternak di pasar di dalam dan luar Australia, untuk bekerja sama dengan pengusaha penggemukan ternak Indonesia. (VOA)