Abdi Mustakim Sebut 40 Persen BBM Bersubsidi Dinikmati Masyarakat Kurang Mampu
pada tanggal
25 Agustus 2022
JAKARTA PUSAT, LELEMUKU.COM - Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Abdi Mustakim mengaku telah menghimpun beberapa variasi data soal penyerapan subsidi BBM, jenis Pertalite dan Solar.
"Ada beberapa variasi, tapi semuanya sepakat bahwa mayoritas BBM bersubsidi kita ini dinikmati oleh kalangan masyarakat mampu," tuturnya dalam acara Ngobrol @Tempo di Gedung Tempo, Jakarta pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Jika melihat data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), kata dia, hanya 60 persen pengguna BBM bersubsidi adalah masyarakat mampu. Sedangkan lembaga lainnya menyampaikan 70 persen BBM bersubsidi digunakan oleh masyarakat mampu.
"Jadi bayangkan itu, hanya maksimal 40 persen BBM bersubsidi yang dinikmati oleh masyarakat kurang mampu, yang memang menjadi target dari subsidi itu sendiri," tuturnya.
Ia berujar Pertamina terus melaporkan data tersebut kepada kementerian mauoun lembaga terkait agar menjadi pertimbangan. Terlebih, menurutnya subsidi energi meningkat secara drastis karena kenaikan harga minyak dunia. Diketahui anggaran subsidi energi tahun ini mencapai Rp 502 triliun. Namun pemerintah menyatakan angka tersebut juga tidak cukup.
Sedangkan untuk memastikan tepat sasaran menurut dia cukup sulit. Ia mencontohkan saat lebaran, petugas di SPBU telah menegaskan aturan pembatasan solar. Tetapi saat itu petugas di lapangan ditentang masyarakat.
"Ditentang pengemudi truk, membahayakan atau menjadi risiko untuk dirinya secara pribadi. Sampai sebegitunya kita berusaha untuk memstikan BBM bersubsidi ini tepat sasaran," kata Abdi.
Alhasil, kenaikan harga Pertalite dan Solar menjadi pertimbangan pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengaku telah menghitung proyeksi konsumsi BBM bersubsidi hingga akhir tahun. Hasilnya, menurut dia perlu ada kenaikan subsidi sebesar Rp 198 triliun jika pemerintah tidak menaikan harga Pertalite dan Solar.
"Padahal subsidi energi yang telah ditetapkan tahun ini Rp 502 triliun, hampir tiga kali lipat subsidi energi tahun lalu, yaitu Rp 158 triliun," tuturnya saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta Selatan, Selasa 23 Agustus 2022.
Sri Mulyani menjelaskan angka tersebut berdasarkan proyeksi konsumsi Pertalite dan Solar sampai akhir tahun, yaitu mencapai 29 juta kiloliter. Sedangkan volume BBM bersubsidi yang disiapkan pemerintah untuk tahun ini sebesar 23 juta kiloliter.
Dia berjanji apapun keputusan pemerintah akan segera disampaikan dalam rapat. Sri berujar saat ini dirinya bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Erlangga Hartarto, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Menteri BUMN Erik Thohir masih terus berkoordinasi dan menghitung dampak dari setiap opsi tersebut.
"Bersama Pertamina dan PLN juga kita terus diminta membuat exercise. Cuma ya memang jangan lama karena semakin lama ya nambah lagi," kata dia.(Tempo)