Danniel Edward Indey Ajak 2 Desa yang Konflik untuk Berdamai
pada tanggal
05 Agustus 2022
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Proses mediasi terhadap konflik batas tanah warga antara dua desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), yakni Desa Sangliat Dol dan Desa Sangliat Krawain, Kecamatan Wertamrian, yang dilakukan pada Kamis (04/08/2022) di Lantai II Ruang Rapat Kantor Bupati setempat, memperoleh kesepakatan damai oleh kedua desa.
Baca Juga
Indey meminta masyarakat dari kedua desa yang memiliki hubungan adik dan kakak sejak dahulu kala tersebut untuk saling memaafkan dan berdamai secara kekeluargaan, guna menjalin kembali hubungan persaudaraan yang telah dibina selama ini.
Proses perdamaian tersebut menurut Indey adalah merupakan peranan terpenting dari kedua Kepala Desa (Kades) yang hadir sebagai pemimpin, pengayom, dan penyejuk di tengah-tengah masyarakatnya. Dalam kondisi apapun, seorang Kades harus tampil sebagai pemerintah yang mampu mengayomi dan menjadi pendamai bagi warganya yang bertikai.
“Dua desa adik kakak ini berarti mereka makan sepiring, tidur pun berdua. Satu objek yang kini menjadi sengketa itu, ada air dan makanan lainnya yang ada di situ, dari dulu dinikmati secara bersama karena objek tersebut katanya milik bersama. Kalaupun ada masalah, kiranya sama-sama juga diselesaikan dengan baik. Jangan andalkan emosi yang berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan,” pesan Indey.
Dirinya berharap agar melalui kesempatan mediasi yang dilakukan saat itu, kiranya masyarakat dari kedua desa tersebut dapat bersatu kembali menjalin hubungan persaudaraan yang harmonis untuk kemudian bisa membangun kedua desa secara bersama-sama pula menjadi desa yang maju dan sejahtera kedepannya.
“Jika ada permasalahan sekecil apapun, kiranya dapat dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan baik secara bersama dalam musyawarah,” pintanya.
Ia mencontohkan, sejak jaman dulu, para leluhur bahkan telah mempersiapkan suatu wadah ataupun tempat pertemuan atau tempat berkumpul untuk melakukan musyawarah bersama, yang dinamai oleh orang Tanimbar sendiri sebagai “Natar”, sehingga dirinya berpendapat bahwa Natar itu sendiri adalah merupakan suatu tempat untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi secara bersama.
“Kedua belah pihak yang bertikai duduk bersama. Ada Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, bersama kades serta seluruh warga desa, bersama bersepakat menyelesaikan persoalan maupun mengatasi persoalan yang ada. Hal itu indah. Daripada masing-masing tonjolkan ego lalu hanya karena ulah 1 atau 2 orang, akhirnya banyak yang dirugikan,” ajak Penjabat Bupati.
Tak lupa, dirinya juga mengajak Tokoh Agama yang sempat hadir dalam proses mediasi tersebut untuk turut serta mengajak dan merangkul setiap warga dari kedua desa agar berdamai, karena menurutnya, Gereja juga sangat memegang peranan penting di dalam lingkungan masyarakat.
“Walaupun tadi ada laporan bahwa situasi saat ini telah aman terkendali, tetapi saya berharap agar kiranya situasi aman se’aman-amannya, damai dan sejahtera,” harap Indey. (indonesiatimur.co)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.