Luncurkan Taksi Alsinta, Jokowi Harap Produksi Pertanian Meningkat
pada tanggal
23 Agustus 2022
JAKARTA PUSAT, LELEMUKU.COM - Jokowi menjelaskan, program Kementerian Pertanian ini diluncurkan dalam rangka membantu menyediakan alat dan mesin pertanian secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian yang difasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga kredit yang telah disubsidi oleh pemerintah.
Nantinya, kata Jokowi, alsintan itu dapat disewakan kepada para petani atau pemilik lahan petanian. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap program baru ini dapat menggantikan bantuan dengan pola lama yang dinilai tidak produktif.
"Untuk alsintan, alat dan mesin pertanian, yang kita harapkan sudah tidak memakai pola lama, artinya pemberian dari Kementrian Pertanian. Kita lihat di lapangan enggak begitu produktif, karena begitu rusak sedikit saja pasti akan ditinggal," ungkap Jokowi.
Jokowi cukup optimis, program tersebut akan mampu meningkatkan produktivitas di sektor pertanian. Selain itu, kemandirian para petani pun bisa berkelanjutan dan merata di seluruh pelosok tanah air.
"Saya kira daerah-daerah, desa-desa, provinsi dan kabupaten, akan banyak petani yang mau beli pengadaan alat mesin pertanian. Artinya, pemiliknya ada, ini ada UD (usaha dagang, red) Pesanggrahan, UD Dwi Putra Raya dan lain-lain, mereka memiliki alsintan-nya dan disewakan kepada petani-petani," katanya.
Selain itu, Jokowi juga meyakini program taksi alsintan ini dapat menekan kehilangan pangan (food loss) pada setiap produksi pertanian sebesar enam sampai tujuh persen. Menurutnya,, saat ini angka food loss produksi pertanian di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sekitar 12 hingga 13 persen.
"Mengenai tenaga kerja di bidang pertanian, saya melihat beberapa profesi justru kekurangan. Ya penggantinya ya produksi alsintan yang modern, baik harvester-nya, baik traktornya, baik RMU-nya. RMU itu kalau yang lama itu banyak yang menjadi beras pecahnya. Tapi kalau pakai rice mill unit yang modern bisa ditekan kira-kira 6-7 persen kehilangan beras yang rusaknya, dan itu enam persen sudah bisa dipakai untuk mencicil mesin RMU yang ada," tandasnya. RMU adalah rice milling unit atau mesin penggilingan padi,
Ali mengatakan, kemandirian petani merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam menjalankan pembangunan pertanian ke depan.
"Dengan keterbatasan APBN kita harus bisa tetap berinovasi melalui pola investasi seperti layanan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Apalagi bapak presiden telah menyetujui anggaran KUR ini kepada usaha pertanian yang diperuntukan pada program alat dan mesin pertanian (Taksi Alsintan)," katanya.
Menurut Ali Jamil, sejauh ini realisasi KUR sudah cukup baik mengingat tingkat serapannya yang tinggi. Apalagi, program ini memiliki bunga rendah (sebesar enam persen). "Ini yang harus kita manfaatkan, saya mohon dukungannya untuk program Taksi Alsintan bisa sukses. Siapapun boleh mengambil KUR supaya program Taksi Alsintan ini semakin berkembang," ujarnya.
Ia mengakui pola lama pemberian bantuan alsintan kepada petani dari Kementan, seringkali tidak produktif, karena para petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk merawat mesin-mesin pertanian tersebut. Selain itu, faktor usia para petani yang cenderung sudah di atas 40 tahun, menjadikan perawatan mesin-mesin ini tidak maksimal. Dengan program Taksi Alsintan ini, ia yakin mesin dan alat pertanian akan jauh lebih terawat, karena ada kepemilikan dari sektor usaha pertanian.
Lebih jauh ia melihat bahwa program Taksi Alsintan tersebut belum dapat meningkatkan kapasitas produksi petanian. Namun, ia sependapat dengan Jokowi, bahwa program ini akan mampu mengurangi food loss. “Loss panennya agak berkurang. Misalnya berkurang setengahnya, karena mekanisasi itu,” pungkasnya. (VOA)