Mohammad Yaqood Sebut Pakistan Izinkan Drone AS untuk Serangan pada Afghanistan
pada tanggal
29 Agustus 2022
KABUL, LELEMUKU.COM - Menteri Pertahanan Taliban Mohammad Yaqoob hari Minggu (28/8) secara langsung menuduh negara tetangganya, Pakistan, telah mengizinkan Amerika menggunakan wilayah udaranya untuk melakukan serangan dengan pesawat nirawak terhadap Afghanistan.
Yaqoob melontarkan tuduhan itu hampir satu bulan setelah Amerika mengatakan pihaknya membunuh pemimpin Al Qaeda Ayman Al-Zawahiri dengan rudal yang ditembakkan dari pesawat nirawak ke tempat persembunyiannya di pusat kota Kabul pada 31 Juli lalu.
Dalam konferensi pers di ibu kota Afghanistan, Yaqoob mengatakan pesawat nirawak Amerika itu telah melanggar kedaulatan wilayahnya dengan terbang di atas wilayah udaranya. Ia mendesak Islamabad dan Washington DC untuk menghentikan pelanggaran tersebut.
Taliban tidak dapat secara akurat melacak pelanggaran wilayah udara yang dimaksudnya karena penarikan pasukan militer Amerika dari negara itu telah “benar-benar menghancurkan” sistem radar Afghanistan, ujarnya ketika ditanya apakah pemerintahnya tahu negara tetangga mana yang memfasilitasi operasi pesawat nirawak itu pasca keluarnya pasukan Amerika.
“Tetapi menurut informasi kami, pesawat nirawak itu masuk melalui Pakistan ke Afghanistan. Mereka menggunakan wilayah udara Pakistan. Kami menuntut Pakistan menghentikan penggunaan wilayah udaranya terhadap kami,” tegasnya.
Para pejabat di Islamabad belum mengomentari tuduhan Taliban itu. Namun sebelumnya Pakistan telah membantah laporan media bahwa negara itu berperan dalam serangan pesawat nirawak Amerika itu.
Para pemimpin Taliban telah memperingatkan negara tetangga – yang tidak disebutkan namanya itu – tentang “konsekuensi buruk” karena mengizinkan Amerika menggunakan wilayah udaranya untuk melakukan serangan udara yang menewaskan Al-Zawahiri ketika ia sedang berdiri di balkon tempat persembunyiannya yang mewah di lingkungan Kabul.
Tuduhan Yaqoob itu kemungkinan akan memicu ketegangan karena pemerintahnya sedang menengahi pembicaraan antara Pakistan dan para pemimpin kelompok ekstremis terlarang yang dikenal sebagai Taliban-Pakistan, yang berlindung di Afghanistan. (VOA)