Perubahan Kondisi Politik dan Pandemi Penyebab Menurunnya Populasi Hong Kong
pada tanggal
16 Agustus 2022
HONG KONG, LELEMUKU.COM - Hong Kong mengalami penurunan jumlah populasi terbesarnya dalam 12 bulan terakhir, menurut data terbaru.
Reputasi Hong Kong yang menyebut dirinya sebagai “Kotanya Asia” itu terpukul akibat kerusuhan politik dan langkah-langkah ketat pembatasan COVID-19 beberapa tahun terakhir.
Semenjak meletusnya demonstrasi anti-pemerintah tiga tahun lalu, semakin banyak warga yang meninggalkan wilayah Tiongkok itu.
Lebih dari 113.000 penduduk meninggalkan kota itu setahun terakhir, setara dengan penurunan populasi sebesar 1,6 persen – yang terbesar yang pernah tercatat sejak 60 tahun lalu.
Angka itu menyusul penurunan pada tahun sebelumnya (0,3%), ketika 89.200 orang meninggalkan Hong Kong, dan 20.900 lainnya pada 2020.
Populasi kota itu turun dari 7,41 juta menjadi 7,29 juta penduduk, menurut angka terbaru yang dirilis oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong.
Awal tahun ini, beberapa pengamat mengatakan kepada VOA bahwa penurunan itu disebabkan oleh kerusuhan politik dan pembatasan ketat COVID-19 di kota tersebut. Seorang juru bicara pemerintah Hong Kong mengatakan bahwa penurunan populasi disebabkan oleh kurangnya pendatang.
Lucy Jordan, lektor bidang kerja sosial Universitas Hong Kong, telah menetap di kota itu selama 10 tahun. Ia memberi tahu VOA awal pekan ini bahwa eksodus itu jelas semakin cepat terjadi ketika penyebaran COVID-19 memuncak tahun lalu.
“Saya menyebutnya sebagai badai yang sempurna, ketika gelombang COVID kelima melanda pada musim dingin 2022. Ketika itulah kami melihat eksodus terjadi secara besar-besaran dan tiba-tiba. Meski demikian, jika Anda tinggal di
sini, Anda tahu bahwa eksodus itu berlangsung secara stabil dan berkelanjutan sebelum dan sesudah puncak pandemi. Anda hanya perlu melihat kalendar sosial Anda untuk melihat acara-acara perpisahan,” ungkapnya. (VOA)