Saif Mohammed Al Zaabi akan Kembali ke Iran
pada tanggal
22 Agustus 2022
ABU DHABI, LELEMUKU.COM - Uni Emirat Arab berencana menempatkan kembali duta besarnya untuk Iran. Penempatan ini merupakan yang pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, demikian pengumuman Kementerian Luar Negeri Emirat itu, Minggu (21/8).
Pengumuman UEA ini disampaikan selagi federasi negara-negara Teluk Arab mempercepat upaya untuk meningkatkan hubungan dengan negara yang sejak lama dianggapnya sebagai ancaman regional.
Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Iran, Saif Mohammed Al Zaabi, akan kembali ke Teheran dalam beberapa hari mendatang untuk "terus mendorong hubungan bilateral ke depan guna mencapai kepentingan bersama kedua tetangga dan kawasan," demikian laporan kantor berita WAM milik pemerintah UEA.
Langkah itu dilakukan ketika para diplomat Amerika dan Iran sekarang berusaha untuk mengakhiri perundingan selama 16 bulan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia.
Negara-negara Teluk Arab lainnya telah menganjurkan diakhirinya permusuhan. Pekan lalu, Kuwait untuk pertama kalinya menunjuk duta besar baru untuk Teheran sejak 2016. Arab Saudi juga telah berupaya untuk meredakan ketegangan dengan Iran dalam serangkaian pembicaraan yang dimediasi Baghdad.
Hubungan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran memburuk setelah warga Iran menyerbu dua misi diplomatik Arab Saudi di Teheran untuk memprotes eksekusi yang dilakukan oleh kerajaan itu terhadap seorang ulama Syiah terkemuka. Pada 2016, UEA memanggil pulang duta besarnya di Teheran. Hubungan antara negara-negara semakin memburuk ketika UEA mendukung mantan Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dan apa yang disebut kampanye "tekanan maksimum" terhadap Republik Islam itu.
Tetapi Abu Dhabi ingin mempertimbangkan kembali hubungannya setelah Iran disalahkan atas serangkaian serangan terhadap kapal tanker minyak di lepas pantai UEA dan fasilitas minyak Saudi pada 2019. Sementara itu, Dubai, yang memiliki komunitas besar ekspatriat Iran telah lama menjadi penghubung Iran ke dunia luar ketika negara itu menderita akibat sanksi internasional. (VOA)