Jose Ramos-Horta Tolak Kritik Lingkungan Terkait Ladang Gas
pada tanggal
07 September 2022
DILI, LELEMUU.COM - “Beri negara kami $100 miliar atau berhenti mengajari kami tentang menghasilkan uang dari bahan bakar fosil.”
Itulah pesan yang disampaikan Presiden Timor Leste dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta pada hari Rabu (7/9) kepada mereka yang menyuarakan keprihatinan lingkungan tentang proposal negaranya untuk membangun pabrik pemrosesan gas baru.
Ramos-Horta berbicara di Australia setelah kedua negara menandatangani perjanjian pertahanan baru. Ia menyampaikan sambutannya di Klub Pers Nasional di Canberra dengan humor tetapi juga dengan nada tajam.
Timor Leste, negara miskin berpenduduk 1,5 juta orang, berharap bisa memecahkan kebuntuan 20 tahun dengan pemerintah Australia yang baru mengenai pengembangan ladang gas Greater Sunrise yang terletak di bawah dasar laut yang memisahkan kedua negara.
Australia menginginkan gas itu disalurkan ke pusat gas yang ada di Darwin. Timor Leste mengharapkan manfaat ekonomi yang lebih besar jika gas disalurkan ke pantai selatannya.
Ramos-Horta mengunjungi Australia sebagai bagian dari usaha untuk menyelesaikan perselisihan itu.
Seorang reporter bertanya bagaimana Timor Leste dapat membenarkan proyek tersebut mengingat dampak iklim yang bisa ditimbulkannya.
Ramos-Horta menjawab bahwa gas lebih bersih daripada beberapa bahan bakar fosil lain. Ia kemudian menyebutkan daftar negara-negara yang mendapat manfaat dari bahan bakar fosil, termasuk AS dan Jepang, dan kemudian China dan India.
“Tetapi pertama-tama orang Eropa, Andalah yang mencemari seluruh dunia dengan batu bara, minyak, dan segala sesuatu yang dapat Anda bayangkan,'' katanya. “Dan sayangnya, kami baru menemukan minyak dan gas itu sekarang. Dan orang-orang Eropa menguliahi kami: Kami harus menjauh dari bahan bakar fosil.''
Ia mengatakan ladang gas dapat menghasilkan pendapatan $100 miliar atau lebih.
“Saya tidak punya wewenang untuk membuat proposal apa pun, tetapi ada satu di benak saya,” kata Ramos-Horta. ''Orang Eropa, Australia, AS, beri kami $100 miliar dan kami akan hentikan usaha mengeksploitasi Greater Sunrise. Sesederhana itu.”
Sebelumnya pada hari yang sama, Australia dan Timor Leste menandatangani perjanjian pertahanan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama militer dan keamanan, terutama di sepanjang perbatasan laut bersama mereka.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk meningkatkan latihan militer bersama, serta kerja sama dalam bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.
Kesepakatan itu tercapai pada saat ketegangan meningkat di kawasan itu, terutama setelah Kepulauan Solomon April lalu menandatangani pakta keamanan baru dengan China.
Ditanya tentang pandangannya mengenai langkah Kepulauan Solomon, Ramos-Horta mengatakan ia tidak begitu akrab dengan negara itu tetapi wilayahnya yang lebih luas adalah “lokasi strategis yang sangat sensitif.''
Ramos-Horta berbagi Hadiah Nobel Perdamaian 1996 dengan Uskup Timor Timur Carlos Belo atas upaya mereka untuk mengakhiri konflik di tanah air mereka. (VOA)