Andin Hadiyanto Sebut Pencarian Beasiswa 5.000 Doktor Dilakukan Awal Pekan Depan
pada tanggal
29 Oktober 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) buka suara ihwal tersendatnya pencairan beasiswa 5.000 Doktor Kementerian Agama-LPDP. Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto mengatakan beasiswa 5.000 Doktor adalah program yang sudah dijalankan Kementerian Agama sejak 2019 dengan jumlah awardee 231 orang.
Menurut Andin, dari jumlah tersebut 219 orang masih dalam pembiayaan dan 12 orang berada di luar pembiayaan. Program ini, kata Andin, dimasukkan oleh Kementerian Agama dalam program kerja sama yang didanai oleh LPDP pada pertengahan 2022 dan telah dilakukan proses verifikasi data penerima beasiswa yang telah menjalani studi sehingga berhak mendapatkan pendanaan.
"Setelah dilengkapi kelengkapan data awardee dan proses verifikasi, pembayaran dapat dilakukan kepada penerima beasiswa," ujar Andin kepada Tempo pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Baca juga:Beasiswa Macet, Mahasiswa S3 di Australia Jadi Tenaga Kebersihan dan Tinggal di Garasi
Menurut Andin, LPDP telah melakukan pembayaran uang kuliah (tuition fee) dan uang saku (living allowance) kepada sebagian penerima beasiswa Kementerian Agama. Andin mengatakan LPDP bersama Kementerian Agama saat ini sedang melakukan percepatan verifikasi atas pengajuan pembayaran.
"Direncanakan pada hari awal minggu depan, LPDP akan melakukan pembayaran dana beasiswa living allowance kepada penerima beasiswa 5.000 Doktor yang belum menerima dengan tetap memperhatikan governance yang baik," ujar Andin.
Sebelumnya, Adapun sebanyak 85 mahasiswa S3 di Australia penerima beasiswa 5.000 Doktor dari Kementerian Agama- Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) belum menerima haknya hampir sembilan bulan. Kementerian Agama sebagai pemberi beasiswa belum menstransfer komponen-komponen beasiswa seperti tunjangan hidup bulanan, uang SPP (tuitition fee), biaya riset, biaya keikutsertaan konferensi, serta biaya tunjangan keluarga dan tunjangan pembelian buku.
Baca juga: Beasiswa 5 Ribu Doktor Kemenag-LPDP Mandek, 85 Mahasiswa S3 di Australia Terkatung-katung
Salah satu penerima beasiswa 5.000 Doktor Imam Malik Riduan mengatakan dirinya terpaksa bekerja paruh waktu demi bertahan hidup. Imam yang merupakan kandidat PhD di School of Social Sciences, Western Sydney University saat ini bekerja paruh waktu sebagai tenaga kebersihan di salah satu sekolah di Sydney.
Baca juga: Pencairan Beasiswa 5.000 Doktor Mandek, Ini Kata Kementerian Agama kementerian-agama
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.(Tempo)