Dokter di RSHS Bandung Terangkan Proses Bedah Kepala Pasien Stroke Pendarahan
pada tanggal
28 Oktober 2022
BANDUNG, LELEMUKU.COM - Tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung telah melakukan tindakan medis terhadap seorang pasien stroke pendarahan. Pasiennya, sebelumnya, mengeluhkan sakit kepala yang hebat.
”Setelah terdiagnosa ternyata ditemukan, istilah masyarakatnya itu, stroke pendarahan,” kata Kepala Kelompok Staf Medis Bedah Saraf RSHS Bandung, Ahmad Imron, pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Ahmad menerangkan, stroke terbagi menjadi dua macam, yaitu stroke pendarahan dan sumbatan. Pada pasien stroke yang ditangani, pendarahan salah satunya disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak.
“Pembuluh biasanya lurus, di daerah tertentu yang ada belokan percabangan antar pembuluh darah itu ada tonjolan kecil,” ujar Ahmad.
Tonjolan kecil pada pembuluh darah itu biasanya berdinding tipis dan mudah pecah oleh berbagai sebab. Pada kasus yang dialami pasien di RSHS Bandung tersebut, pembuluh darah otaknya sudah pecah.
“Usaha kami secara medis adalah mencegah supaya pembuluh darah yang mempunyai kelainan itu tidak pecah lagi,” kata Ahmad. Karena, menurutnya, kalau pembuluh darah otak itu pecah lagi, yang istilah awamnya disebut stroke ulang, akibatnya bisa lebih fatal.
Ahmad mengungkapkan kalau dokter awalnya mencari pembuluh darah otak yang memiliki kelainan itu dengan bantuan alat khusus. Setelah sumber masalahnya ditemukan, dokter membedah tulang kepala lalu menyisihkan otak dengan alat khusus. “Sehingga pembuluh darah yang disebut aneurisma itu ditemukan,” ujarnya.
Setelah ditemukan, benjolan pada pembuluh darah itu itu dijepit. Harapannya risiko perulangan pecah pembuluh darah bisa dicegah. “Bila tidak ada komplikasi, perawatannya sekitar satu minggu lalu pasien bisa berobat jalan sambil dikontrol berkala,” kata Ahmad.
Operasi itu dilakukan seiring program pengampuan dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang dipimpin langsung Direktur Utama Mursyid Bustami. Menurut Mursyid, dokter bedah saraf RSHS Bandung telah memiliki kemampuan untuk melakukan operasi Clipping Aneurisma Cerebrovaskular seperti itu. “Tindakan yang dilakukan itu paling tinggi dalam penanganan stroke,” ujarnya. (Anwar Siswadi | Tempo)