Listyo Sigit Prabowo Ajak Mahasiswa Sebarkan Moderasi Beragama
pada tanggal
29 Oktober 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak mahasiswa untuk menyebarkan moderasi beragama. Ini disampaikan Listyo saat menyampaikan kuliah umum dalam Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan, yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada Sabtu, 29 Oktober 2022, dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda.
Listyo Sigit mengatakan Indonesia terus mengalami tantangan setelah merdeka, seperti upaya mengganti Pancasila dan NKRI. Kemudian dari pemberontakan PKI Madiun, DI TII, G30S PKI, Permesta PRRI, GAM, RMS, dan berbagai kelompok yang ingin lepas dan mengganti dasar negara.
Tantangan ini, katanya, akan terus ada. Namun, pengalaman sejarah membuktikan, upaya apa pun yang dilakukan, Pancasila tak tergantikan dan akan terus dipertahankan. Karena Pancasila dilahirkan lewat sejarah panjang dan NKRI yang paling cocok dengan bangsa kita.
Tantangan berikutnya adalah paham radikal yang tidak cocok dengan masyarakat dan budaya Indonesia yang terus bertumbuh. Ia mengatakan Polri selalu mengedepankan langkah preventif dan humanis untuk menumpas paham radikal. Penegakan hukum dipilih jadi alternatif terakhir. Karenanya, upaya moderasi beragama jadi sangat penting.
"Moderasi beragama mari kita sebarkan untuk menjaga dan mempertahankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata Kapolri Listyo dalam keterangan resminya, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Kapolri lantas memaparkan refleksi Sumpah Pemuda. Ia menjelaskan, Presiden Soekarno di hari peringatan Sumpah Pemuda ke-35 mengatakan, jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, bangsa ini hanya akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air.
Tantangan lainnya, kata Listyo, yakni krisis kesehatan, resesi ekonomi yang belum bangkit pascapandemi, hingga perang Rusia-Ukraina yang memunculkan krisis pangan, energi, ekologi, hingga sosial. Untuk menghadapi ini, seluruh pihak wajib kolaborasi dan sinergi.
"Belum lagi, ada varian baru. Masalah nggak habis-habis. Rusia-Ukraina tidak selesai-selesai. Situasi dunia yang tak menentu ini harus diantisipasi dengan persatuan," kata dia.
Ancaman terhadap generasi juga terus terjadi. Seperti penyalahgunaan narkoba yang bahkan sudah masuk dan melibatkan pejabat Polri tingkat tinggi. Jenderal Listyo berjanji akan menindak tegas.
"Apakah ini perang menghancurkan generasi, atau bisnis, apa pun itu harus waspada. Belum lagi ancaman Pemilu 2024, akan muncul politik identitas, black campaign dan polarisasi, juga ancaman keamanan dan ketertiban. Konflik Papua, bencana alam, perubahan iklim. Mari hadapi tantangan ini bersama," ujarnya.(Tempo)