Muhammed Bin Salman Luncurkan Strategis Industri, Target Ekspor Rp 2,2 Kuadriliun
pada tanggal
19 Oktober 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) meluncurkan Strategi Industri Nasional pada Selasa, 18 Oktober 2022. Paket kebijakan itu bertujuan untuk meningkatkan nilai ekspor industri Arab Saudi menjadi 557 miliar riyal atau sekitar Rp2,2 kuadriliun pada 2030.
Kantor Berita Arab Saudi, SPA, mewartakan, strategi ini merupakan rencana untuk mempromosikan industri dan menarik investasi dalam ekonomi kerajaan. Nantinya, strategi ini akan mengarah pada diversifikasi ekonomi dan pertumbuhan ekspor non-minyak dan PDB.
Baca juga: Turki Sambut Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Pertama Sejak Pembunuhan Khashoggi
"Melalui strategi Industri Nasional dan dalam kemitraan dengan sektor swasta, kerajaan akan menjadi pembangkit tenaga listrik industri terkemuka yang berkontribusi untuk mengamankan rantai pasokan global dan mengekspor produk teknologi tinggi ke dunia," kata MBS, sapaan Mohammed bin Salman, dikutip Reuters, Rabu, 19 Oktober 2022.
Strategi diharapkan dapat meningkatkan total investasi tambahan di sektor terkait menjadi 1,3 triliun riyal atau sekitar Rp5,3 kuadriliun. Di samping itu, paket kebijakan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan pabrik di kerajaan dari 10.640 unit saat ini menjadi 36.000 unit pada 2035.
Melalui strategi tersebut, Kerajaan Saudi berusaha untuk memberdayakan sektor swasta, meningkatkan fleksibilitas, dan daya saing sektor industri. Di samping itu, Saudi juga berambisi memimpin integrasi rantai nilai industri regional, mendapat manfaat dari kekuatan ekonominya, dan mencapai kepemimpinan global dalam kelompok komoditas terpilih, dengan berinvestasi pada teknologi baru yang menjanjikan.
Kerajaan telah mengembangkan model tata kelola untuk sektor industri dengan membentuk Komite Tertinggi untuk Industri, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Arab Saudi MBS. Dia akan mengawasi pengembangan sektor tersebut. Saudi juga telah membentuk Dewan Industri dengan sektor swasta, untuk memastikan partisipasi investor industri dalam pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan. (Tempo)