Para Pemimpin Uni Eropa Bahas Krisis Energi Diperkirakan Berlangsung Alot
pada tanggal
21 Oktober 2022
BRUSSEL, LELEMUKU.COM - Setibanya di KTT Uni Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan prioritasnya adalah “menurunkan harga gas dan biaya untuk listrik” dan “menjaga persatuan Eropa.”
“Yang pertama, kita harus menurunkan harga gas dan biaya untuk listrik. Oleh karena itu, kita harus mengirim pesan yang kuat ke arah itu dengan beberapa instrumen yang akan kita debatkan dan yang merupakan inti dari proposal yang dibuat oleh Komisi Eropa. Mekanisme itu untuk membatasi harga gas yang berbeda, mekanisme yang memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari harga gas dan listrik. Kita juga harus memiliki solidaritas keuangan yang lebih besar dan dalam hal ini kita akan meminta kesatuan yang nyata dengan jaminan pada mekanisme pinjaman,” ujar Macron.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyetujui pentingnya persatuan, “Yang harus kita ketahui adalah bagaimana kita bisa mendukung semua negara bersama-sama menurunkan harga, tidak hanya dengan subsidi, yang merupakan satu pertanyaan, tetapi menurunkannya di pasar dunia. Jadi kita perlu bekerja sama, misalnya, dengan negara lain. Pembeli seperti Korea Selatan dan Jepang. Instrumen harus dibahas secara sungguh-sungguh karena harus bisa dilaksanakan. Tidak ada pihak yang ingin tidak punya gas. Jadi ini adalah diskusi yang tepat untuk mengetahui bagaimana kita bisa menurunkan harga dan memiliki pasokan yang cukup untuk kami semua di Eropa.”
Tetapi dua negara penting UE – Jerman dan Prancis – berada di kubu yang berlawanan dalam kebijakan, karena Berlin menyatakan keraguan dan ingin menunda rencana untuk membatasi harga, sementara sebagian besar negara lainnya ingin memberlakukan pembatasan itu.
Musim dingin yang akan datang juga akan menjadi fokus pembicaraan di markas besar Uni Eropa itu, di mana para pemimpin akan berdebat demi kepentingan negara mereka masing-masing dalam pembicaraan yang diperkirakan akan berlangsung alot hingga larut malam.
Namun, Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, mengungkapkan keyakinannya bahwa suatu kesepakatan akan dicapai. “Saya yakin. Saya pikir kesepakatan itu mungkin dicapai. Mungkin akan sulit. Sudah pasti bahwa kami harus mendengarkan pendapat yang berbeda dalam pembicaraan, tetapi sinyal persatuan diperlukan dan kita dapat melihat bahwa ada berbagai instrumen yang berbeda-beda yang mungkin diselaraskan hari ini.”
Harga gas alam bergejolak di luar kendali selama musim panas karena negara-negara Uni Eropa berusaha untuk mengalahkan satu sama lain untuk mengisi cadangan mereka sendiri untuk musim dingin.
Perdana Menteri Latvia Arturs Karins mengatakan masalah yang dihadapi oleh Uni Eropa sekarang merupakan akibat dari asumsi salah bahwa gas murah dari Rusia akan terus mengalir tanpa hambatan.
“Tentu saja masalah mendasar adalah bahwa di Eropa selama bertahun-tahun kami memiliki kebijakan energi yang salah, yang sebagian besar didasarkan pada asumsi bahwa energi murah Rusia akan terus mengalir hampir tanpa batas,” ujarnya.
Sekarang para pemimpin Uni Eropa berusaha untuk semakin mengumpulkan pembelian gas mereka dan mungkin menetapkan batas harga sementara juga memastikan pasar energi berada pada keadaan normal.
Negara-negara anggota Uni Eropa telah sepakat untuk memangkas permintaan gas masing-masing sebesar 15% selama musim dingin.
Mereka juga telah berkomitmen untuk mengisi fasilitas penyimpanan gas hingga sedikitnya 80% dari kapasitas pada bulan November dan mengurangi penggunaan listrik pada puncaknya sedikitnya 5% sebagai cara untuk mengurangi laju pembangkit listrik berbahan bakar gas. (VOA)