Revitalisasi Bahasa Tobati Jadi Tema Festival Tunas Bahasa Ibu Kota Jayapura
JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar ‘Festival Tunas Bahasa Ibu’ dalam rangka ‘Revitalisasi Bahasa Tobati’ dengan tujuan ‘Implementasi Perlindungan Bahasa Daerah Tahun 2022’ di Kota Jayapura pada Selasa, 18 Oktober hingga Kamis, 19 Oktober 2022.
Kepala Balai Bahasa Papua, Drs. Muhammad Muis mengungkapkan tahun ini Provinsi Papua terpilih sebagai salah satu provinsi dari 12 provinsi di Indonesia yang mendapatkan kegiatan bertajuk revitalisasi bahasa daerah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Festival tunas bahasa ini kami laksanakan di Kabupaten Jayapura, Biak Numfor, Mimika, Keerom, Sarmi, Merauke dan peserta paling banyak adalah di Kota Jayapura,” ungkap dia dari Provinsi Papua Barat melalui aplikasi video.
Muis mengatakan terlaksananya kegiatan revitalisasi 7 bahasa di Papua sebagai pemantik dalam upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah melalui pewarisan kepada generasi muda untuk mendorong penggunaannya dalam komunikasi yang beragam serta daya hidup bahasa daerah ada pada taraf aman dan transmisikan dengan baik.
“Kegiatan kami rintis ini mendapat animo atau respon sangat besar dan luar biasa, bukan hanya di Papua tetapi juga di 11 provinsi lainnya. Semoga terus berlanjut, kami mengajak Pemprov Papua dan Papua Barat serta Papua yang dimekarkan lainnya dapat melaksanakan kegiatan ini seterusnya, jika kami tidak dapat melaksanakannya,” pintanya.
Asisten I Bidang Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kota Jayapura, Evert Nicolas Merauje menyatakan pemerintah tentu ikut hadir dalam usaha perlindungan bahasa sesuai dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 24 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2014 dimana kedudukan bahasa sebagai symbol dan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi suatu bangsa.
“Ini menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan sehari-hari dan meningkatkan jumlah penutur muda bahasa daerah,” ujar dia saat membacakan sambutan Pj Walikota Jayapura, Dr. Frans Pekey, M.Si.
Ia pun meminta semua pemangku kepentingan memberikan perhatian dan bersama-sama mendorong penutur bahasa daerah meningkat, baik kualitas maupun kuantitas lebih kuat dan semakin berkembang di tengah tantangan zaman saat ini.
“Bahasa Tobati harus selalu diwariskan dan tunas bahasa Tobati perlu dipupuk,” pinta Merauje.
Manfaat dari Festival Tunas Bahasa Ibu adalah sebagai dokumentasi kekhasan struktur bahasa daerah di Indonesia dan upaya dari bagian perlindungan bahasa dan melesarikan kekayaan bangsa Indonesia dari ancaman kepunahan serta ketika melakukan advokasi ini kepada pemda untuk melindungan bahasa daerah di wilayah masing-masing.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 60 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), usia 10 hingga 16 Tahun di Kota Jayapura dengan menghadirkan Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Tri Handayani, Budayawan Alfons Samay dan perwakilan Balai Bahasa Papua Johannes Sanjoko sebagai juri. (Laura Sobuber)