AS akan Bela Arab Saudi Jika terjadi Serangan dari Iran
pada tanggal
02 November 2022
JAKARTA,LELEEMUKU.COM - Amerika Serikat menyatakan tidak akan ragu untuk menanggapi ancaman Iran terhadap Arab Saudi, jika diperlukan. Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat pada Selasa, 1 November 2022, menyatakan prihatin dengan ancaman Iran dan tetap berhubungan melalui saluran militer dan intelijen dengan Arab Saudi.
“Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan dan mitra kami di kawasan ini,” demikian pernyataan Dewan Keamanan Nasional seperti dikutip Al Jazeera pada Rabu, 2 November 2022.
Surat kabar The Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan Arab Saudi berbagi intelijen dengan Amerika pada Selasa pagi. Baik Arab Saudi maupun Iran belum mengomentari masalah ini secara terbuka.
Iran menuduh, tanpa memberikan bukti, bahwa Arab Saudi dan pesaing lainnya berada di belakang protes antipemerintah yang telah berlangsung di negara itu sejak pertengahan September lalu.
Pada Oktober lalu, komandan Korps Garda Revolusi Iran memperingatkan Arab Saudi untuk mengurangi liputan protes di Iran oleh saluran berita satelit berbahasa Farsi, termasuk Iran International, saluran televisi satelit yang didukung Arab Saudi yang berbasis di London.
“Ini adalah peringatan terakhir kami, karena Anda ikut campur dalam urusan internal kami melalui media ini,” kata Mayor Jenderal Hossein Salami. “Anda terlibat dalam masalah ini dan tahu bahwa Anda mudah diserang.”
Kekhawatiran terhadap potensi serangan terhadap Riyadh meningkat menyusul kritik dari pemerintah Joe Biden terhadap Teheran atas tindakan kerasnya kepada demonstran. Amerika juga mengecam Iran yang mengirim ratusan drone—dan dukungan teknis—ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.
Salah seorang pejabat yang mengonfirmasi pembagian intelijen menggambarkannya sebagai ancaman serangan yang kredibel segera atau dalam waktu 48 jam. Tidak ada kedutaan atau konsulat Amerika di kawasan itu yang mengeluarkan peringatan atau panduan kepada orang Amerika di Arab Saudi atau di tempat lain di Timur Tengah berdasarkan pada intelijen. Para pejabat tidak berwenang berkomentar secara terbuka dan berbicara secara anonim.
Ditanya tentang laporan intelijen yang dibagikan oleh Saudi, Brigadir Jenderal Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, mengatakan para pejabat militer Amerika khawatir dengan situasi ancaman di wilayah tersebut. Amerika secara teratur berhubungan dengan Arab Saudi untuk berbagi informasi.
“Kami berhak melindungi dan membela diri kami sendiri di mana pun pasukan kami bertugas, baik di Irak atau di tempat lain,” kata Ryder.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Ned Price mengatakan Amerika khawatir tentang gambaran ancaman Iran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Hubungan Arab Saudi dan Amerika sempat tegang setelah OPEC+ yang dipimpin Arab Saudi memutuskan memangkas target produksi minyak pada bulan lalu. Keputusan itu menimbulkan kekhawatiran lonjakan harga bensin di Amerika.
Pada 2019, Amerika dan Arab Saudi menyalahkan Iran berada di balik serangan besar di Arab Saudi timur, yang mengurangi separuh produksi kerajaan kaya minyak dan menyebabkan harga energi melonjak. Iran membantah berada di balik serangan itu.
Arab Saudi juga berulang kali diserang dengan drone, rudal, dan mortir yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman dalam beberapa tahun terakhir. Arab Saudi membentuk koalisi untuk memerangi Houthi pada 2015 dan telah dikritik secara internasional karena serangan udaranya dalam perang, yang telah menewaskan ribuan warga sipil.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Biden telah menjatuhkan sanksi pada pejabat Iran atas tindakan keras terhadap demonstran setelah kematian Mahsa Amini, 22 tahun, pada September lalu. Amini meninggal dalam tahanan polisi moral Iran. Amerika juga telah menjatuhkan sanksi kepada Iran karena memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.
Menurut kelompok aktivis hak asasi manusia di Iran, setidaknya 288 orang telah tewas dan 14.160 ditangkap selama protes. Demonstrasi terus berlanjut, bahkan ketika Garda Revolusi Iran yang ditakuti telah memperingatkan pada demonstran untuk menghentikan aksinya. (Tempo)