Benjamin Netanyahu Unggul dalam Hasil Hitung Cepat Pemilu Israel
pada tanggal
02 November 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu siap kembali berkuasa. Dia mengatakan bahwa kubu sayap kanannya berada di ambang kemenangan pemilu yang gemilang.
Benjamin Netanyahu unggul dalam hitung cepat 70 persen suara hasil pemilu. Ia siap mengambil 61-62 kursi di Knesset atau parlemen yang seluruhnya 120 kursi, menurut jajak pendapat televisi Israel.
"Kami telah memenangkan mosi percaya yang besar dari rakyat Israel," kata Netanyahu yang tersenyum kepada para pendukungnya di markas pemilihan Partai Likud. "Kami berada di ambang kemenangan yang sangat besar."
Suaranya serak setelah berminggu-minggu berkampanye di seluruh negeri. Netanyahu bersumpah untuk membentuk pemerintah nasional yang stabil. Meski demikian, Netanyahu mengatakan dia akan menunggu hasil resmi.
Ia adalah perdana mennteri Israel paling lama yang menjabat 12 tahun berturut-turut. Ia turun dari kekuasaan pada Juni 2021 digantikan oleh Yair Lapid, yang berhaluan tengah dan berhasil menyatukan pemerintahan koalisi liberal, sayap kanan, dan partai-partai Arab.
"Rakyat menginginkan cara yang berbeda. Mereka menginginkan keamanan," kata Netanyahu. "Mereka menginginkan kekuatan, bukan kelemahan, kebijaksanaan diplomatik tetapi dengan ketegasan."
Pemilihan kelima Israel dalam waktu kurang dari empat tahun didominasi oleh Netanyahu. Kampanye diguncang oleh kelompok sayap kanan Itamar Ben-Gvir dan daftar Zionisme Agama ultra-nasionalisnya, yang kini siap menjadi partai terbesar ketiga di parlemen.
Keamanan di jalan-jalan dan kenaikan harga menduduki puncak daftar kekhawatiran pemilih dalam kampanye yang dipicu oleh pembelotan dari koalisi partai sayap kanan, liberal dan Arab yang dipimpin Perdana Menteri Yair Lapid.
Netanyahu berupaya menghilangkan ketakutan di luar negeri. Pada 2020, ia menjalin hubungan diplomatik formal dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Ia mengatakan pemerintah di bawah kepemimpinannya akan bertindak secara bertanggung jawab, menghindari petualangan yang tidak perlu dan memperluas lingkaran perdamaian.
Meskipun demikian, setelah berkuasa Netanyahu sebagai perdana menteri Israel, ia berjanji bahwa solusi politik untuk konflik dengan Palestina mungkin terjadi. Selama kampanye, kekerasan di Tepi Barat meningkat, serangan dan bentrokan terjadi setiap hari. (Tempo)