Budi Sadikin Sebut Pemberian Obat Fomepizole dapat Turunkan Angka Kematian Kasus Gagal Ginjal
pada tanggal
02 November 2022
JAKARTA, LLEEMEUKU.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemberian obat Fomepizole mampu menurunkan angka kematian kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak atau GGAPA. Hal tersebut menyebabkan angka kematian kasus itu mengalami penurunan drastis setelah diberikan obat tersebut.
"Karena pasien kita sekarang cuma ada tinggal mungkin 30, turun drastis ini kami rasa cukup, karena dibutuhkan satu sampai dua ampul per pasien. Sekarang juga sudah melihat sumbernya dari Amerika mungkin kita beli lagi (Fomepizole) untuk mencapai ke level tertentu," kata dia saat Rapat dengar pendapat di DPR Jakarta, Rabu, 2 November 2022.
Budi Gunadi menegaskan bahwa pemberian obat Fomepizole mampu memberikan kesembuhan terhadap korban gagal ginjal akut. Bahkan, saat ini sebanyak 200 vial obat tersebut telah tiba di Indonesia yang dibeli dari Jepang dan Kanada pada pertemuan rapat G20.
"Karena sudah terbukti orang yang dikasih ini sembuh," kata Gunadi.
Lebih lanjut, Menkes menjelaskan pihaknya telah menyebarkan obat Fomepizole ke berbagai rumah sakit di Indonesia. Sementara, ia menyampaikan adanya obat itu telah dilakukan uji coba yang menghasilkan obat tersebut memang terbukti menyembuhkan korban ginjal akut.
"Kita sudah distribusikan seminggu yang lalu ke rumah sakit di luar RSCM. Ini kita coba dulu di RSCM hasilnya seperti apa, dan ternyata hasilnya positif begitu kita tahu positif langsung obat-obatan ini kita distribusikan seluruh rumah sakit yang memiliki pasien ini," ujarnya.
Budi Gunadi mengatakan telah melakukan upaya pemberian materi terhadap dokter yang menangani kasus gagal ginjal akut. Hal tersebut, kata dia, agar setiap dokter tahu tata cara dan pelaksanaan ketika memberikan obat Fomepizole terhadap korban.
"Sekaligus tata laksananya juga kita tulis dan kita lakukan video conference minggu lalu untuk memastikan dokter anak di rumah sakit ini tahu bagaimana melakukan itu (obat Fomepizole)," tuturnya.
Sementara itu, Budi Gunadi mengatakan adanya pemberian obat itu telah dikontrol oleh Kemenkes. Hal tersebut dilakukan agar jumlah obat yang diberikan setiap rumah sakit sesuai dengan jumlah pasien gagal ginjal akut.
"Dan semua ini kami monitor per hari begitu disesuaikan jumlah pasiennya," kata dia. (Tempo)