-->

Jokowi Harap Kemitraan Komprehensif Strategis ASEAN-AS Jadi Bagian Solusi Global


PHNOM PENH, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo berharap Kemitraan Komprehensif Strategis antara ASEAN-Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan dalam KTT ASEAN-AS di Kamboja dapat menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi situasi dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan luar biasa.

Harapan itu disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara sebagai negara koordinator dialog KTT ASEAN-AS usai kedua belah pihak sepakat menjalin kemitraan komprehensif strategis. KTT tersebut dihadiri para pemimpin ASEAN dan Presiden AS Joe Biden di Hotel Sokha, Phnom Penh, Sabtu, (12/11

“Kemitraan ini diluncurkan di saat dunia sedang hadapi tantangan yang luar biasa. Saya ingin membacakan ringkasan ASEAN Common Sense, di mana kemitraan ASEAN-AS dapat berkontribusi menjadi bagian dari solusi,” kata Presiden Jokowi dalam rilis yang dikeluarkan sekretariat negara.

Ada tiga hal yang dikemukakan Presiden Jokowi dalam pertemuan pemimpin ASEAN dan Presiden AS tersebut. Pertama, Presiden mendorong perwujudan kemitraan bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, ASEAN berharap kehadiran AS di kawasan membawa energi positif bagi perdamaian.

Menurutnya, dukungan AS terhadap sentralitas ASEAN juga harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata, khususnya peran ASEAN sebagai agenda-setter dinamika di kawasan dan pembentukan arsitektur kawasan yang inklusif.

Hal kedua yang disampaikan Presiden Jokowi adalah membangun kemitraan untuk ketahanan kawasan dan global. Presiden menyampaikan, sinergi kebijakan harus didorong untuk memastikan stabilitas sistem keuangan, dukungan likuiditas, dan efektivitas kebijakan ekonomi.

Upaya membangun ketahanan pangan, tambahnya, juga harus menjadi prioritas utama. Jokowi berharap ASEAN dan AS dapat bekerja sama dalam peningkatan kapasitas produksi pangan, pengembangan bibit unggul, pemanfaatan teknologi pertanian, dan penguatan strategi ketahanan pangan di kawasan.

ASEAN dan AS, ungkap Rosyidin, harus mempunyai kesamaan visi dan kepentingan bagi kawasan.

“AS tidak boleh sekedar menjadikan ASEAN sebagai bumper (untuk) membendung pengaruh China seperti Quad dan Aukus. Pendekatan hegemonik seperti itu harus dihindari. Kemitraan harus berdasarkan prinsip kesetaraan dengan dilandasi semangat multilateralisme dan dialog, bukan power politics. Di sini ASEAN (melalui peran kepemimpinan Indonesia) harus memperkuat sentralitas ASEAN,” ujar Rosyidin.

Sementara itu pengamat AS dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siswanto menggarisbawahi bahwa sejauh mana kemitraan ASEAN-AS dapat menjadi bagian dari solusi menghadapi situasi dunia, itu sangat tergantung kepada keseriusan AS dalam memberikan dukungan kepada kawasan ASEAN.

Tantangan yang dihadapi saat ini, tambahnya, berhubungan dengan masalah ekonomi, menghadapi pandemi dan juga stabilitas kawasan.

“Di era Trump bisa dibilang Amerika resign dari kehadirannya dikawasan ini. Biden belakangan ini mulai tampil kembali dengan tawaran-tawaran kerja sama ekonomi, sebetulnya ketinggalan dengan China,” ujar Siswanto.

Kerja sama antara ASEAN dan AS, tambahnya, harus dilakukan secara komprehensif dan strategis. ASEAN-AS lanjutnya dapat melakukan kerja sama pada seluruh sektor baik ekonomi, sosial, lingkungan hidup dll.

ASEAN-AS, lanjutnya, juga dapat melakukan kerja sama strategis atau yang bersifat keamanan, seperti latihan bersama atau gabungan antara ASEAN dengan AS, meski latihannya lebih bersifat lepas bukan kerja sama militer yang permanen.(VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel