Warga Cina yang Ikut Unjuk Rasa Menolak Aturan Covid-19 Mulai Diburu Polisi
pada tanggal
30 November 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Otoritas Cina mulai menyidik orang-orang yang terlibat dalam aksi protes menolak aturan Covid-19 pada akhir pekan lalu. Aparat Kepolisian tampak masih berjaga di sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Baca Juga
“Kami semua menghapus semua chat history kami,” kata seorang sumber, yang menyaksikan unjuk rasa di Beijing dan tak mau dipublikasi identitasnya. Aparat kepolisian menanyainya bagaimana mereka mendengar kabar soal demonstrasi tersebut dan apa motivasi mereka datang melihat unjuk rasa tersebut.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Malaysia Jamin Ketersediaan Stok Vaksin Sinovac
Masih belum diketahui jelas bagaimana otoritas mengidentifikasi orang-orang yang ingin mereka interograsi soal partisipasi mereka dalam unjuk rasa akhir pekan lalu. Masih belum jelas pula berapa banyak orang yang akan dimintai keterangan.
Biro Keamanan Publik di Beijing belum mau berkomentar perihal ini. Sedangkan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan hak dan kebebasan harus dievaluasi dalam kerangka hukum.
Protes Shanghai pada Sabtu, 26 November 2022, menyebabkan bentrokan antara demonstran dan aparat Kepolisian, dengan penangkapan dilakukan pada dini hari. Tidak gentar, pengunjuk rasa kembali pada berdemonstrasi pada Minggu, 27 November 2022, di mana mereka mendapat tanggapan yang lebih agresif. Rekaman video menunjukkan kekacauan, di mana polisi mendorong, menyeret, dan memukuli pengunjuk rasa. Namun, video-video tersebut telah dihapus dari internet China yang disensor.
Seorang pengunjuk rasa di Shanghai mengatakan kepada CNN dia adalah satu dari sekitar 80 orang hingga 110 orang yang ditahan di kota itu pada Sabtu malam. Dia menceritakan, dibawa ke kantor polisi, teleponnya disita dan informasi biometrik dikumpulkan sebelum dibebaskan sehari kemudian.
CNN tidak dapat secara independen memverifikasi jumlah orang yang sudah ditangkapi.
Dua wartawan asing juga ditahan sebentar. Wartawan BBC Edward Lawrence ditangkap di Shanghai pada Minggu malam. Juru bicara BBC mengklaim Lawrence dipukuli dan ditendang oleh aparat Kepolisian saat meliput protes menolak aturan Covid-19. Lawrence untungnya sudah dibebaskan.
Pada Senin, 28 November 2022, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Lawrence tidak mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis sebelum ditahan.
Sedangkan Michael Peuker, koresponden Cina untuk stasiun penyiar publik Swiss RTS, melaporkan secara langsung ketika dia mengatakan beberapa petugas polisi mendekatinya. Dia kemudian menulis unggahan di Twitter petugas dari Kepolisian membawa dia dan juru kameranya ke dalam kendaraan, sebelum melepaskan mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina menangkis pertanyaan tentang protes pada Senin, 28 November 2022, dan memberi tahu seorang reporter yang bertanya apakah kemarahan publik yang meluas akan membuat Cina mempertimbangkan untuk mengakhiri kebijakan nol-Covid-19.
"Apa yang Anda sebutkan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Cina menjawab pertanyaan wartawan.
Dalam beberapa hari terakhir, aksi berjaga dan demonstrasi yang mengungkapkan solidaritas dengan pengunjuk rasa di Cina telah diadakan di sejumlah negara di dunia, di antaranya di Inggris, Kanada, dan Australia. (Tempo)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.