WHO Sebut 40 Juta Anak Terancam Campak
pada tanggal
24 November 2022
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Lebih dari 40 juta anak tidak mendapat vaksinasi campak tahun lalu. Akibatnya, terjadi kemunduran yang signifikan dalam upaya global memberantas penyakit yang sangat menular itu di seluruh dunia. Demikian laporan bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang disampaikan pada Rabu (23/11).
Kampanye vaksinasi di beberapa negara terganggu akibat pembatasan terhadap pandemi COVID-19. Cakupan vaksinasi global untuk mencegah campak (MCV) turun dari 86 persen pada 2019 menjadi 81 persen pada 2021, capaian terendah sejak 2008. Kini, hampir semua dari 40 juta anak yang tidak mendapat dosis pertama atau kedua MCV “sangat rentan terhadap ancaman campak yang terus meningkat,” laporan itu memperingatkan.
“Paradoks pandemi adalah sementara vaksin melawan COVID-19 dikembangkan dalam waktu singkat dan digunakan dalam kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah, program imunisasi rutin sangat terganggu. Jutaan anak tidak mendapat vaksinasi yang menyelamatkan nyawa dari penyakit mematikan seperti campak,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pernyataan.
“Rekor jumlah anak yang belum lengkap diimunisasi dan rentan terinfeksi campak menunjukkan kerusakan parah dalam sistem imunisasi selama pandemi COVID-19,” kata Direktur CDC Rochelle P. Walensky.
Tahun lalu, sekitar 9 juta kasus campak dilaporkan terjadi di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mencapai 128.000. Dalam dua dekade terakhir, kampanye MCV yang sukses telah membantu mencegah sekitar 56 juta kematian secara global, menurut WHO. Sepuluh negara di Asia dan Afrika – India, Somalia, Yaman, Zimbabwe, Nigeria, Liberia, Pakistan, Ethiopia, Afghanistan, dan Kongo – mencatat kasus campak dan kematian tertinggi di dunia.
Upaya mencegah penularan COVID-19 juga telah mengganggu kampanye imunisasi polio. Virus menular ini menyebabkan kelumpuhan permanen di kalangan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Polio telah diberantas di dunia kecuali di Afghanistan dan Pakistan di mana upaya imunisasi terhambat masalah keamanan dan terbatasnya kesadaran publik. (VOA)