Antony Blinken Sebut Sanksi Barat Merugikan Rusia
pada tanggal
05 Desember 2022
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Minggu (4/12) bahwa kerugian yang ditanggung Rusia akibat sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh pihak Barat, bertambah setiap hari. Akibatnya, Moskow kesulitan menambah persenjataannya untuk mencapai kemajuan dalam perang melawan Ukraina.
Blinken mengatakan akibat pengendalian perdagangan yang diberlakukan AS dan sekutu-sekutunya, Rusia tidak bisa mengimpor suku cadang yang diperlukan untuk merakit lebih banyak senjata. Rusia perlu senjata baru untuk menggantikan senjata yang hancur di medan perang di Ukraina atau ditinggalkan karena pasukan Moskow mundur dalam menghadapi kemajuan yang berhasil dicapai Ukraina.
Diplomat tertinggi AS itu mengatakan kepada CNN bahwa "Kerugian bertambah setiap hari. Beban Rusia semakin berat setiap hari."
Ia mengatakan sekutu-sekutu Barat "terus mencari" berbagai macam cara untuk memperberat sanksi untuk melemahkan ekonomi Rusia dan upaya perangnya.
Sementara itu, pemimpin energi Rusia, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, mengatakan pada Minggu (4/12) bahwa Moskow tidak akan menjual minyak yang tunduk pada batasan harga Barat, meski harus mengurangi produksi.
Novak menyebut batasan harga sebesar $60 per barel yang diberlakukan G7 dan Australia pada Jumat (2/12) sebagai aksi campur tangan menjijikkan dalam perdagangan energi dunia, dan menambahkan bahwa aksi tersebut bisa menyebabkan kelangkaan pasokan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut batasan harga itu terlalu rendah, tapi AS membelanya.
"Kami pikir angka $60 per barel pantas" untuk menjaga keseimbangan antara membatasi kemampuan Moskow untuk menuai keuntungan dan memastikan agar pasokan bisa memenuhi kebutuhan, kata John Kirby, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional AS pada Jumat (2/12). Ia menambahkan bahwa batas harga itu bisa disesuaikan.
Batasan harga yang diusulkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen itu berusaha mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, yang mendukung militer dan invasi ke Ukraina. (VOA)