India Siapkan Sistem Kesehatan di Tengah Lonjakan Kasus COVID di China
pada tanggal
29 Desember 2022
NEW DELHI, LELEMUKU.COM - India meningkatkan pengawasan dan menyiapkan sistem kesehatannya dalam menghadapi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 menyusul lonjakan kasus itu di China.
Namun para pakar optimistis bahwa dengan sebagian besar populasinya telah divaksinasi atau tertular virus, India, yang melaporkan jumlah infeksi terbanyak kedua di dunia, mungkin dapat lolos dari gelombang pandemi mematikan lainnya.
Pemerintah telah mewajibkan para pelancong yang datang dari China, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan Thailand untuk menunjukkan hasil tes negatif COVID dan memerintahkan tes acak terhadap dua persen penumpang penerbangan internasional ke India.
Kementerian kesehatan telah meminta negara bagian-negara bagian untuk memastikan rumah sakit mereka siap menangani kemungkinan lonjakan kasus dan diperlengkapi dengan pasokan oksigen dan ventilator dalam jumlah cukup. Para pejabat mengatakan negara itu juga meningkatkan sekuensi genom yang memungkinkannya untuk mendeteksi jenis baru virus.
India belum menerapkan kembali kewajiban mengenakan masker yang dilonggarkan tahun ini. Tetapi pekan lalu PM Narendra Modi mendesak orang-orang untuk kembali ke perilaku sesuai aturan COVID sebelumnya dan mengenakan masker. Pihak berwenang juga meminta mereka yang belum divaksinasi agar segera melakukannya.
India telah dilanda tiga gelombang pandemi, yang paling mematikan terjadi pada musim panas 2021, sewaktu negara itu bergulat dengan kelangkaan parah tempat tidur dan oksigen di rumah sakit dan melaporkan puluhan ribu kematian.
Tetapi pandemi telah mereda di negara berpenduduk terbanyak kedua di dunia itu. Dalam beberapa bulan ini, India telah melaporkan jumlah infeksi terendah sejak pandemi dimulai. Negara ini sekarang mencatat 3.500 kasus.
Namun ada kekhawatiran muncul menyusul lonjakan kasus COVID-19 di China sejak negara itu melonggarkan kebijakan nol-COVID-nya bulan ini. Media setempat melaporkan hari Kamis, mengutip para pejabat kementerian kesehatan yang mengatakan bahwa India mungkin mengalami lonjakan kasus selama bulan depan. Mereka menunjukkan pada tren bahwa India dilanda wabah sekitar 30 hingga 35 hari setelah wabah terjadi di Asia Timur.
Namun demikian, para pakar kesehatan berharap India tidak lagi rentan terhadap virus seperti ketika pandemi dimulai pada tahun 2020.
“Inia memiliki cukup banyak imunitas baik dari keterpaparan pada sebagian besar populasi terhadap virus dan tingginya tingkat Imunisasi,” kata K. Srinath Reddy, kepada Public Health Foundation of India. “Lebih dari 90 persen orang dewasa telah divaksinasi dengan dua dosis dan lebih dari 50 persen orang dewasa telah mendapatkan suntikan penguat (booster). Jadi seandainya pun kasus meningkat, kemungkinan gelombang parah yang menyebabkan rawat inap dan kematian kemungkinan besar tidak terjadi.” (VOA)