Indonesia dan Malaysia Selesaikan Sengketa Perbatasan di Tahun 2023
pada tanggal
29 Desember 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Indonesia dan Malaysia mengekspresikan keinginan untuk menyelesaikan sengketa perbatasan pada tahun depan. Kedua negara bahkan terbuka untuk penguatan kerja sama lintas batas.
"(Masalah) perbatasan maritim di Laut Sulawesi dan bagian paling selatan Selat Malaka penting untuk segera diselesaikan," kata Retno dalam keterangan pers di Jakarta pada Kamis, 29 Desember 202, usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir.
Retno mencatatkan, negosiasi batas maritim telah mulai berlangsung sejak 2005. Oleh karena itu, penting untuk mempercepat penyelesaian negosiasinya.
Sementara untuk perbatasan darat, RI dan Malaysia sepakat untuk mendorong penyelesaian Demarkasi Segmen Sebatik dan Sinapad-Sesai. "Kami menargetkan penandatanganan MoU pada tahun depan," kata Retno.
Mengenai kerja sama lintas batas, RI dan Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan Perjanjian Penyeberangan Perbatasan dan Perjanjian Perdagangan Perbatasan. Kedua perjanjian ini akan mendukung kegiatan lintas batas dan ekonomi warga negara Indonesia di daerah perbatasan.
"Saya memberi jaminan bahawa Malaysia terus berkomitmen untuk mencapai penyelesaian bagi memutamakan pembatasan sempadan maritim dan darat tersebut," kata Zambry.
Anwar dan Jokowi Bertemu Januari
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dikonfirmasi akan mengujungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada awal Januari 2023. Baik Retno atau Zambry tidak merinci kapan pertemuan kedua pemimpin.
Saat memberi selamat atas terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia pada akhir November lalu, Jokowi meyakini hubungan baik Indonesia-Malaysia akan makin maju. “Saya berharap kita dapat berjumpa segera untuk membahas upaya memperkokoh hubungan bilateral kita, baik ekonomi, masalah perbatasan, mengenai perlindungan warga negara kita,” katanya.
Dalam percakapannya dengan Jokowi, Anwar pun berharap hubungan perdagangan, investasi, budaya, dan persahabatan Indonesia-Malaysia dapat terus ditingkatkan.
Setelah pertemuan dengan Zambry, Retno mengatakan Indonesia dan Malaysia sepakat kerja sama ekonomi. Kedua negara mau membuka ruang yang lebar untuk perluasan perdagangan dan investasi.
Kedua menteri juga membahas soal Pekerja Migran Indonesia (PMI). Retno menyinggung pentingnya pemenuhan hak dan penyelesaian hukum untuk pelanggaran yang menyangkut WNI, hingga Sistem Satu Kanal untuk pengiriman PMI yang disepakati oleh Malaysia dan Indonesia pada awal tahun.
Total perdagangan antara Indonesia-Malaysia meningkat 45 persen pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Kuartal kedua pada 2022 menunjukkan kenaikan perdagangan sebanyak 35 persen dibanding 2021. Malaysia merupakan mitra perdagangan terbesar kedua Indonesia dan investor terbesar ke-8 pada 2021. (Daniel Fajri)