Iran Tak Terima Dikeluarkan dari Komisi Perempuan PBB
pada tanggal
17 Desember 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Iran dikeluarkan dari Komisi Status Perempuan PBB (CSW) pada Rabu, 14 Desember 2022. Kebijakan itu dilakukan karena Iran telah melakukan hal yang bertentangan dengan hak-hak perempuan dan anak perempuan. Perwakilan Iran tidak menerima keputusan yang awalnya disarankan oleh Amerika Serikat itu.
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) yang beranggotakan 54 orang mengadopsi resolusi rancangan Amerika Serikat untuk "menghapus dengan segera Republik Islam Iran dari Komisi Status Perempuan (CSW) untuk sisa masa jabatan 2022-2026." Utusan Washington merancang resolusi itu sebagai tanggapan atas tindakan keras Teheran terhadap protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda dalam tahanan. Ada 29 suara mendukung, delapan menentang - termasuk Rusia dan China - dan ada 16 abstain.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan menghapus Iran adalah langkah tepat. Adapun komisi beranggotakan 45 orang itu bertemu setiap tahun setiap bulan Maret dan bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
"Ini sangat penting bagi perempuan Iran," kata Thomas-Greenfield kepada Reuters setelah pemungutan suara. "Mereka mendapat pesan kuat dari PBB bahwa kami akan mendukung mereka dan kami akan mengutuk Iran dan kami tidak akan membiarkan mereka duduk di Komisi Status Perempuan dan terus menyerang perempuan di negara mereka sendiri," katanya.
Thomas-Greenfield mengatakan pemungutan suara belum pernah terjadi sebelumnya dan "kami tidak akan menarik garis, kami akan terus menekan hak asasi manusia di mana pun mereka dilanggar. Ini adalah nilai inti bagi kami."
"Ini adalah kemenangan bagi kaum revolusioner Iran yang telah menghadapi senjata & peluru saat mereka melawan negara apartheid gender ini," tulis jurnalis Iran dan aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di Amerika Serikat Masih Alinejad di Twitter.
Penguasa ulama Iran telah menghadapi protes terbesar dalam beberapa tahun sejak September ketika Amini, wanita Iran Kurdi berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan polisi moralitas yang memberlakukan aturan berpakaian yang ketat. Iran membantah bertanggung jawab atas kematian Amini.
Iran Menolak Kebijakan Tersebut
Berbicara sebelum pemungutan suara, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menyebut langkah Amerika Serikat itu ilegal. Dia menggambarkan Washington sebagai pengganggu. "Tindakan ilegal ini juga dapat menciptakan preseden berbahaya dengan konsekuensi yang luas," kata Iravani.
Kedutaan Besar Iran melalui pernyataan tertulis menyatakan mencabut anggota keanggotan CSW adalah bidah politik yang mendiskreditkan organisasi internasional ini. Langkah AS juga dianggap menciptakan prosedur sepihak untuk penyalahgunaan lembaga internasional di masa depan.
"Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara yang memaksakan unilateralisme di pentas internasional, takut dan khawatir terhadap kehadiran negara-negara merdeka yang memiliki pemikiran, pandangan dan kemampuan mengonsep dalam dokumen-dokumen organisasi internasional," kata perwakilan Iran di Jakarta melalui keterangan pers yang diterima Jumat, 16 Desember 2022.
Iran, 17 negara lain, termasuk Palestina, dalam sebuah surat kepada ECOSOC pada Senin, 12 Desember 2022, mendesak anggota untuk memilih tidak ikut seenaknya mendepak keanggotaan negara yang masuk di badan internasional mana pun.
Sementara, Direktur International Crisis Group PBB Richard Gowan mengatakan beberapa negara yang mendukung pencopotan Iran juga secara pribadi khawatir tentang menciptakan preseden untuk pengucilan.
"Bahkan banyak negara yang muak dengan perilaku Iran akan memilih sesuatu yang lebih ringan, seperti menangguhkan sementara Iran dari CSW," kata Gowan. "Tetapi AS secara efektif memaksa anggota lain untuk mengantre dengan mengumumkan inisiatif tersebut dengan sedikit peringatan."
Thomas-Greenfield mengatakan ada konsultasi tentang pendepakan Iran tersebut. Dia menekankan bahwa semua pihak dapat mempertimbangkan untuk menyusun resolusi, dan Amerika Serikat bersedia untuk ikut bernegosiasi.(Danie Fajri)