John Sobuber Ungkap Kendala Membatik di Biak Numfor
BIAK, LELEMUKU.COM – Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Jhon Yoseph Sobuber mengungkapkan kendala yang dialami pembatik di daerah bagian utara Teluk Cenderawasih itu.
Hal tersebut dia katakan usai penyelenggaraan pelatihan pemberdayaan masyarakat Biak melalui peningkatan keterampilan membatik dan menjahit kerjasama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) di Asana Hotel Biak pada Senin, 5 Desember hingga Jumat, 16 Desember 2022.
“Tantangan yang kita hadapi adalah peralatan dan bahan, ini menjadi hal yang baru dan asing bagi masyarakat Papua, khsusunya masyarakat di Biak Numfor untuk kegiatan pembatik, apalagi ini batik tulis,” ungkap dia kepada Lelemuku.com.
Lanjut dia, peralatan membatik, seperti waterglass atau sodium silikat, yaitu cairan yang digunakan saat proses fiksasi pada pembuatan batik dengan fungsi mengunci sekaligus menguatkan bahan pewarna kain batik harus didatangkan dari Jawa.
“Susah kita dapat disini dan kalau dikirim itu juga harus melalui kapal laut tidak bisa pesawat, jadi perlu waktu yang lama dan harga pengiriman juga agak reatif lebih mahal,” kata Sobuber.
Namun dirinya tetap optimis dari sisi pemasaran dan distribusi sangat berpotensi. Menurut Sobuber sudah menjadi kebijakan pemerintah apabila ada masyarakat yang bergerak di bidang batik akan disusul dengan dikeluarkannya aturan Pemerintah Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup) yang mengarahkan sekolah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik daerah (BUMD) dan instansi vertical lainnya untuk penggunaan batik motif khas daerah.
“Kalau pasar itu besar sekali hanya sampai hari ini belum ada yang betul-betul bergerak murni punya hak cipta batik asli Biak,” lanjut dia.
Sobuber menambahkan yang menjadi kendala dari pihaknya sudah disampaikan kepada Badan Diklat Kemensos. Badan Diklat sendiri akan kembali mengeksplor potensi yang ada di Biak, dari segi pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Selain itu, Kemensos akan tetap memfasilitasi seluruh peserta pelatihan tersebut dengan mendampingan hingga mandiri.
“Kegiatan ini bukan hanya berakhir sampai disini, akan terus ada pendampingan teman-teman yang latihan sampai bagaimana bisa mandiri membuat batik sendiri. Kemudian pasar pun difasilitasi oleh kementerian,” tutur Sobuber.
Sebelumnya, saat membuka kegiatan, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pemerintahan Setda Kabupaten Biak Numfor Lot L. Yensenem mengatakan, pelatihan membatik dan menjahit yang dilaksanakan bekerja sama dengan Kemensos diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan keterampilan bagi para peserta.
“Pelatihan ini penting sekali dan diharapkan para peserta mengikutinya dengan baik, peluang menjahit dan membatik cukup bagus, jika ditekuni dengan baik maka akan membantu meningkatkan pendapatan,” kata dia. (Albert Batlayeri)