-->

Korsel dan AS akan Rencana 20 Kali Latihan Militer Bersama pada Awal 2023


JAKARTA, LELEMUKU.COM - Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat akan mengadakan sekitar 20 kali latihan militer bersama pada enam bulan pertama 2023. Hal itu diumumkan Seoul pada Rabu, 21 Desember 2022, di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Pengumuman oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan itu hasil dari rapat dua tahunan antara Kepala Staf Gabungan negara dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup.

"Keputusan itu dibuat untuk memperluas skala dan jenis latihan lapangan gabungan,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Selama latihan perang itu, kedua belah pihak akan fokus menyusun skenario pelatihan yang realistis sehubungan dengan kemajuan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.

Pasukan komando Amerika Serikat dan Korea Selatan berlatih infiltrasi markas militer Korea Utara. Reuters

Menurut Lee, Seoul ingin mengatasi ancaman nuklir dari Pyongyang berdasarkan komitmen Washington untuk memobilisasi semua kemampuan militernya, termasuk senjata nuklir demi membela sekutunya.

Mengenai kemungkinan konflik yang melibatkan senjata konvensional, Menteri Pertahanan Korea Selatan itu bersikeras militer di negaranya harus memastikan bisa mengatasi provokasi Korea Utara dengan tegas dan sempurna serta mencapai kemenangan yang pasti dalam pertempuran apa pun.

Sebelumnnya pada Kamis, 22 Desember 2022, Seoul mengungkapkan Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk melakukan demonstrasi tembakan langsung skala besar pertama mereka dalam enam tahun pada 2023.

Latihan itu bisa menjadi salah satu cara untuk menandai peringatan 70 tahun peluncuran kerja sama militer antara Korea Selatan dan AS tahun depan, dan juga memamerkan kehadiran militer Korea Selatan serta kemampuan pencegahan aliansi yang luar biasa terhadap Korea Utara.

Korea Utara telah berulang kali mengutuk latihan militer antara Korea Selatan dan AS, menyebutnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan persiapan serangan.

Pada bulan lalu, Pyongyang mengecam latihan udara besar-besaran yang dilakukan Korea Selatan dengan menyebutnya sebagai latihan perang untuk agresi yang ditujukan untuk menyerang sasaran strategis Korea Utara. Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Korea Utara sangat ingin mempertahankan kedaulatannya dan melakukan langkah-langkah yang lebih kuat jika Amerika Serikat terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius.

Latihan perang dikurangi secara signifikan di bawah Presiden Korea Selatan sebelumnya Moon Jae-in, sebagai bagian dari upayanya untuk mencari rekonsiliasi dengan Pyongyang.  Namun, penggantinya Yoon Suk Yeol, yang berkuasa pada bulan Mei, telah mendeklarasikan kebijakan “perdamaian melalui kekuatan”, yang antara lain didasarkan pada peningkatan lebih lanjut hubungan militer dengan AS.

Pyongyang menembakkan rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun ini. Di antaranya rudal balistik antarbenua (ICBM), yang dikatakan mampu menghantam wilayah daratan Amerika Serikat.  CNN memperkirakan setidaknya ada 35 uji coba selama periode tersebut.

Pejabat di Seoul dan Washington mengklaim Korea Utara juga telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.(Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel